Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Presiden Klarifikasi Pernyataannya Soal Monarki Yogya

image-gnews
Perwakilan warga Yogya yang terdiri dari paguyuban dukuh
Perwakilan warga Yogya yang terdiri dari paguyuban dukuh "Semar Sembogo", paguyuban lurah "Ismoyo", dsb membawa berbagai spanduk saat berunjuk rasa di gedung DPRD Provinsi DIY, Yogyakarta, Rabu (1/12). Mereka menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera meminta maaf kepada rakyat DIY atas pernyataannya soal monarki dalam bingkai negara demokrasi beberapa waktu lalu. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengklarifikasi pernyataan sebelumnya tentang keistimewaan Yogyakarta. Menurut Yudhoyono, ia mengikuti perdebatan kalangan akademisi serta pengamat menyusul pernyataannya dalam sidang kabinet bidang politik hukum dan keamanan pada tanggal 26 November 2010 lalu.

"Setelah saya ikuti, apa yang diramaikan di media massa selama ini baik cetak dan elektronik, ada yang sesuai dengan yang saya sampaikan tapi saya rasa ada juga yang bergeser atau digeser ke sisi lain seolah ada konflik pribadi antara saya dan saudara Sultan," kata Presiden, saat menjelaskan soal ketistimewaan Yogyakarta di Istana Negara Kamis 2 Desember 2010.

Pernyataan Presiden dalam rapat kabinet pekan lalu itu memang langsung memancing reaksi dari berbagai kalangan, baik dari Dewan Perwakilan Rakyat, Sri Sultan Hamengku Buwono X sendiri dan masyarakat Yogyakarta. Pernyataan Yudhoyono kala itu, yang kemudian ramai diberitakan bahwa, "Sistem pemerintahan DIY tidak mungkin monarki", juga memancing reaksi dari masyarakat Yogyakarta untuk menggelar referendum.

Menurut Yudhoyono, pernyataannya saat itu merupakan pengantar rapat kabinet yang kala itu akan membahas sejumlah rancangan undang-udang, termasuk rancangan Undang-Undang tentang Keistimewaan Yogyakarta. Pengantar itu, kata Yudhoyono, sebenarnya cukup singkat, karena RUU Keistimewaan DIY itu sendiri kini masih dalam tahap penggodokan sebelum diserahkan pemerintah ke DPR.

Menurut Yudhoyono, kata-katanya saat itu terkait posisi pemerintah yang akan mendasari pembahasan RUU Keistimewaan DIY. Saat itu, ia menyatakan bahwa ada tiga pilar yang menjadi landasan RUU Keistimewaan DIY. Pertama, adalah pilar sistem nasional Negara Kesatuan RI, yang oleh Undang-Undang Dasar telah diatur dengan gamblang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pilar kedua, harus sungguh dipahami keistimewaan Yogyakarta dari bentangan sejarah dan dari aspek-aspek lain yang memang harus kita perlakukan secara khusus sebagaimana diatur dalam UUD kita, yang harus nampak dalam struktur pemerintah (DIY)," kata Yudhoyono. Ketiga, adalah pilar negara hukum dan demokrasi. "Oleh karena itu, nilai-nilai demokrasi atau democratic values, karena tidak mungkin ada sistem monarki yang bertabrakan dengan konstitusi dan nilai-nilai demorasi," ujarnya.

Setelah menjelaskan soal tiga pilar ini, kata Presiden, ia juga mengatakan keyakinannya untuk bisa mempertemukan satu pranata, dimana ketiga pilar itu bisa dihadirkan. "Baik itu sistem nasional NKRI, keistimewaan Yogyakarta dan implementasi nilai-nilai demokrasi," ujarnya.

Presiden juga meminta para jurnalis untuk menyimak rekaman pernyataannya saat rapat kabinet pekan lalu itu. "Kalau kita simak, saya belum mengatakan apakah Gubernur DIY mesti dipilih atau otomatis ditetapkan, seperti yang diperdebatkan," katanya.

DIMAS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

39 hari lalu

Titiek Soeharto. TEMPO/Nickmatulhuda
Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.


Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

44 hari lalu

Presiden Joko Widodo berbincang dengan warga penerima manfaat pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Dalam kesempatan tersebut Presiden memastikan Pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.


Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik dalam perayaan HUT ke-51 PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu, 10 Januari 2024. PDI Perjuangan menggelar perayaan HUT ke-51 dengan mengusung tema 'Satyam Eva Jayate' alias kebenaran pasti menang yang dilaksanakan secara sederhana. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?


Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. dok. TEMPO
Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.


Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

07-nas-SBY-Jokowi
Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.


Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Bakal Calon Presiden PDIP Ganjar Pranowo, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri saat mengjadiri Rapat Kerja Nasional atau Rakernas IV PDIP di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023. TEMPO/Han Revanda Putra
Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.


Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr. Assaat gelar Datuk Mudo adalah seorang politisi dan pejuang kemerdekaan Indonesia. wikipedia.org
Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.


74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

9 September 2023

Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY menunjukkan surat suara saat menggunakan hak suaranya dalam Pemilu serentak 2019, di salah satu TPS, di Singapura, Kamis, 14 April 2019. SBY berada di Singapura untuk mendampingi istrinya yang sedang dirawat. ANTARA/Anung
74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.


Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Penumpang kapal Kirana VII melihat arsitektur Jembatan Suramadu di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 8 Juni 2022. Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.


2 Presiden Indonesia yang Kerap Dilupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat

11 Januari 2023

Sjafruddin Prawiranegara. Foto: life.com
2 Presiden Indonesia yang Kerap Dilupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat

Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat adalah dua sosok yang pernag menjadu Presiden Indonesia. Sayang peran keduanya kerap dilupakan