TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan soal pentingnya ketahanan pangan. Presiden minta soal ini dijalankan dengan konsep, penataan dan pelaksanaan yang baik. Apalagi dengan kondisi globalisasi ini, di mana krisis internasional bisa berdampak langsung pada keadaan dalam negeri.
"Kalau kita sungguh ingin meningkatkan ketahanan pangan dengan konsep dan rencana baik, jalankan dan pimpin kelola dengan baik, hasilnya akan nyata. Mari kita teruskan dan dikembangkan oleh gubenur bupati walikota sesuai kondisi daerah," kata Presiden dalam sambutan Penganugerahan Penghargaan Ketahanan Pangan Nasional 2010 di Istana Negara, Jumat (3/12).
Presiden berharap semua pihak bekerja lebih keras dalam melaksanakan ketahanan pangan. Presiden merujuk data jumlah penduduk dunia yang mencapai 6,6 miliar pada 5 tahun lalu dan telah berkembang menjadi 6,8 miliar pada tahun ini.
Berdasarkan prediksi majalah The Economist, prediksi jumlah penduduk 2011-2012 akan menjadi 7 miliar. "Jadi siap kita hidup di bumi yang dihuni 7 miliar manusia. Yang tentu memerlukan pangan, energi, air dan sejumlah kebutuhan manusia untuk kehidupan," katanya.
Presiden mengungkapkan, sekarang ini dari 6,8 miliar manusia itu ada 850 juta yang hidupnya kelaparan. Mereka mengalami sulit tidur karena perutnya kosong. Selanjutnya, 17 ribu anak di negara yang menghdapi persoalan pangan meninggal setiap harinya. "Mereka meninggal setiap hari, karena lapar dan kekurangan pangan," katanya.
Kemiskinan masih terjadi di banyak tempat, karena adanya perubahan iklim yang menganggu produski pertanian. Konsumsi pangan juga meningkat untuk memenuhi 6,8 miliar manusia. Apalagi, dengan pertumbuhan kelompok menengah yang ternyata mengkonsumsi lebih banyak makanan karena penghasilannnya bertambah tinggi.
Yudhoyono mengatakan selama 6 tahun terakhir ini ada daerah yang mengalami surplus dan daerah yang mengalami defisit. Menurut dia, hal ini menjadi masalah kalau tidak dikelola dengan baik. Swasembada komoditas pangan merupakan tantangan yang harus dijawab dari waktu ke waktu.
Penduduk Indonesia berdasarkan survei BPS ada 237 juta jiwa. "Yang mesti dilakukan secara nasional berupaya dengan gigih untuk meningkatkan produski pangan, tingkatkan kecukupan pasokan pangan, tingkatkan distribusi secara efisien agar harga terjangkau dan stabil, sekaligus menuju kemandirian pada komoditas tertentu," ujar Presiden.
Kemandirian, menurut Presiden, penting meski ada yang mengatakan "kalau lebih murah membeli pangan dari luar negeri kenapa harus tanam sendiri". "Kalau untuk pangan tidak harus ikuti seperti itu, apakagi krisis tiap saat bayangi dunia," katanya. Dalam menjalankan ini, kata Presiden, bisa memulai dari desa dengan mengajak warganya yang masih memiliki lahan untuk dikembangkan tanaman produksi.
Dalam kesempatan ini, Presiden anugerahkan penghargaan ketahanan pangan dan peningkatan produksi beras kepada empat provinsi, di Istana Negara, Jumat (3/12). Penghargaan diberikan kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Riau Rusli Zainal, Gubernur Sulawesi Utara Sarundajang dan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya.
Empat provinsi ini memenuhi empat kriteria Penghargaan Ketahanan Pangan. Antara lain: adanya kelembagaan dan organisasi ketahanan pangan; adanya upaya yang dilakukan dalam pembangunan ketahanan pangan; adanya upaya mengatasi gizi buruk, rawan pangan dan kemiskinan dan memiliki komitmen dan dukungan anggaran dalam pembangunan ketahanan pangan wilayah; adanya inovasi dalam pembangunan ketahanan pangan wilayah. Juga, berhasil meningkatkan produksi beras di atas 5 persen.
EKO ARI WIBOWO