Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penanggalan 1 Sura Keraton Surakarta Berbeda dengan Pemerintah  

image-gnews
Keraton Kasunanan Surakarta, Solo. TEMPO/Andry Prasetyo
Keraton Kasunanan Surakarta, Solo. TEMPO/Andry Prasetyo
Iklan

TEMPO Interaktif, Surakarta - Kegiatan peringatan 1 Sura (Muharram) yang akan diselenggarakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta pada tahun ini berbeda dengan penanggalan pemerintah.

Dalam penanggalan Jawa yang dimiliki Keraton, tanggal 1 Sura akan jatuh pada Rabo 8 Desember 2011. Sedangkan pemerintah menetapkan tanggal 1 Muharam pada Selasa tangggal 7 Desember 2011. ”Keraton memiliki penanggalan tersendiri,”  kata KRMH Satriyo Hadinagoro, selaku Pengageng III Museum dan Pariwisata Keraton Surakarta Hadiningrat.

 

Menurut dia, penanggalan yang dipakai Kasunanan Surakarta dibuat oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, salah satu raja Kerajaan Mataram.

 

Menurut Satriyo, perbedaan penanggalan antara Keraton Surakarta dengan Pemerintah memang seringkali terjadi. “Hal ini bukan pertama kalinya,” kata Satriyo. Tiga tahun lalu, perbedaan penanggalan juga sempat terjadi. Hanya saja, perbedaan tersebut hanya berimbas pada pelaksanaan rangkaian upacara adat yang diselenggarakan oleh Keraton.

Dia menegaskan, pelaksanaan kirab malam 1 Sura yang menjadi puncak peringatan terpaksa juga diundur satu hari. “Jika sesuai kalender pemerintah, kirab seharusnya dilaksanakan pada Senin malam (6/12),”  kata Satriyo. Namun lantaran terjadi perbedaan penanggalan, kirab akan dilakukan pada Selasa malam (7/12).

 

Kirab malam 1 Sura merupakan kirab pusaka milik keraton. Selain diikuti oleh ratusan abdi dalem, kirab itu juga diikuti oleh sejumlah kerbau bule milik keraton. Selain menjadi upacara adat, prosesi kirab tersebut telah menjadi agenda wisata rutin. Biasanya, prosesi kirab tersebut disaksikan oleh ribuan warga dan wisatawan dari berbagai daerah.

Hanya saja, lanjut Satriyo, saat ini Keraton tengah kesulitan dalam menutup biaya yang akan digunakan untuk menyelenggarakan prosesi 1 Sura. Menurutnya, penyelenggaran prosesi itu menghabiskan biaya hingga Rp 140 juta. Dari pemerintah Kota Surakarta, keraton hanya mendapat hibah sebesar Rp 350 juta pada tahun ini, untuk membiayai semua kegiatan yang diselenggarakan. “Bukan hanya untuk Garebeg Sura,” kata Satriyo.

Sedangkan dana hibah yang dialokasikan oleh Pemerintah Kota Surakarta itu, saat ini baru separuh yang bisa dicairkan. “Saat ini kami sedang berusaha mencari pinjaman uang,” kata Satriyo. Dia berharap, pinjaman tersebut bisa dilunasi setelah semua dana dari pemerintah bisa dicairkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Budi Suharto membenarkan jika dana hibah kepada Keraton Kasunanan Surakarta baru dicairkan separuh. “Sisanya baru dapat dicairkan setelah keraton memberikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana yang telah digunakan,” kata Budi.


Budi berharap, keraton bisa secepatnya menyerahkan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana hibah sebesar Rp 175 juta yang telah dicairkan. Hal itu dimaksudkan agar sisa dana yang belum diserahkan kepada keraton bisa segera cair. “Penyusunan laporan pertanggungjawaban kan bisa selesai dalam waktu sehari,” kata Budi

Ahmad Rafiq

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

17 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.


Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

39 hari lalu

Prajurit Bregada berjaga saat Nyepi di Candi Prambanan Yogyakarta Senin, 11 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.


Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.


Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah


3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

2 November 2023

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

Cirebon punya berbagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi, di antaranya 3 Keraton, yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Kanoman, Kacirebonan.


Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

20 September 2023

Sejumlah warga melintas di depan  Keraton Surakarta. Foto diambil beberapa waktu lalu. Foto: TEMPO | SEPTHIA RYANTHIE.
Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

Tanri Abeng menggelar talkshow yang membahas tentang wellness tourism dikaitkan dengan keberadaan 56 keraton di Indonesia.


UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

19 September 2023

Sumbu Filosofi Yogyakarta. Foto:  kebudayaan.kemdikbud.go.id.
UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage.


Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

29 April 2023

Patung dua harimau dan meriam di depan bangunan Jinem Pangrawit  Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, (4/1). TEMPO/Rully Kesuma
Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

Di Cirebon, terdapat 3 keraton yang memiliki sejarah yang unik, yakni Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Ini destinasi wisata di Cirebon.


Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

28 Desember 2022

Keraton Solo. ANTARA/Aris Wasita
Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

Peristiwa konflik internal Keraton Surakarta yang memanas mewarnai pemberitaan media massa menjelang akhir tahun 2022


Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

15 Oktober 2022

Pedagang batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta bersyukur kunjungan wisatawan mulai pulih dan menggerakkan roda perekonomian mereka. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

Jika Anda ingin mencari kain batik dengan corak gaya modern, maka sangat direkomendasikan untuk pergi berbelanja di Batik Rumah Suryowijayan.