Yoyo, 40 tahun, seorang saksi, mengatakan musibah tersebut terjadi pada Sabtu (4/12) sekitar pukul 00.30 WIB. Menurut dia, hujan yang terjadi sejak siang kemarin menyebabkan tanah yang berada di kaki bukit Cakrabuana longsor.
Saat kejadian itu, ia tengah ikut mondok di rumah mertuanya, Encon, 70 tahun. Saat itu, tiba-tiba ia dikejutkan suara gemuruh yang cukup deras yang berasal dari bukit Cakrabuana. Mendengar suara tersebut, ia memutuskan keluar untuk menyelamatkan diri, namun nahas sang mertua yang sudah lanjut usia belum sempat menyelamatkan diri hingga akhirnya tewas tertimbun longsor. “Kejadiannya sangat singkat sekali,” ujar Yoyo. “Pada saat saya keluar, rumah mertua saya sudah tertimbun longsoran tanah bukit, saya tidak sempat menyelamatkannya”.
Melihat situasi itu, ia memberitahukan warga lainnya. Dalam waktu singkat, warga sudah berkumpul untuk memberikan bantuan walaupun dengan peralatan seadanya. Korban baru ditemukan sekitar pukul 07.30 WIB pagi tadi, setelah dievakuasi warga dan relawan yang datang ke lokasi longsor.
Kepala Desa Buniasih Ahmad Hidayat mengatakan, korban ditemukan di ruang tengah rumah milik korban. Menurut dia, musibah semalam disebabkan oleh ambrolnya tanah yang berada di kaki bukit Cakrabuana. Bukan hanya itu, musibah yang dibarengi dengan banjir bandang tersebut menyebabkan satu hektare lahan sawah milik warga tertutup lumpur. “Musibah semalam cukup besar, sebab dibarengi dengan banjir banding juga,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, pasca terjadinya longsor dan banjir banding dini hari tadi, sekitar lima rumah warga ditemukan rusak parah, sedangkan 15 rumah lainnya kondisinya terancam. Belum ada bantuan yang diberikan pihak pemerintah daerah Tasikmalaya.
Baca Juga:
JAYADI SUPRIADIN