Bagaimana tidak, pendengarnya sejumlah orang terkemuka seperti Wakil Presiden Boediono, beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, antara lainnya Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Pendidikan Nasional M.Nuh, dan Menteri Agama Suryadharma Ali. Juga, petinggi partai politik seperti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.
Sebenarnya pidato Habibie tak begitu banyak. Makalah yang dibawanya dengan tema "Membangun Peradaban Indonesia Madani" berjumlah 14 halaman itu, tentang sejarah dan peran ICMI.
Tapi siapa yang tak kenal Habibie. Disela-sela semangatnya bercerita panjang lebar, ada saja gelak tawa. Satu kali ia bercerita mengenai pengalamannya saat dijagokan memimpin para cendikiawan di Indonesia. Menurut Habibie, saat usianya 37 tahun ia diminta pulang ke Indonesia oleh Dr. Ibnu Sutowo, yang merupakan tokoh politik Partai Golkar. Tentu saja yang memberi perintah adalah presiden Soeharto yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Habibie mengaku sejak awal, Soeharto-lah yang berusaha meyakinkan dirinya untuk ikut mendirikan dan memimpin ICMI. Ia diminta untuk menerima permintaan para cendikiawan dan ilmuwan yang berjumlah 49 orang yang sama sekali tak dikenalnya.
Awalnya ia menolak karena alasan pekerjaan, namun akhirnya ia menyetujuinya. "Pak Harto itu dia unggul dalam meyakinkan seseorang," puji mantan menteri Riset dan Teknologi di era Orde Baru itu.
Karena terlalu bersemangat, ternyata Habibie sudah "lupa diri". Pidato mantan pendiri ICMI ini ternyata sudah berjalan 1,5 jam. Dua kali ia diperingatkan oleh panitia karena sebenarnya sejak tadi Wakil Presiden Boediono harus segera meninggalkan acara. Hingga akhirnya ia menyelesaikan ceramahnya dengan berkata "Itu tadi cerita dibalik cerita, sekarang baru kesimpulannya," kata dia, dan sekali lagi diiringi gelak tawa peserta.
MUNAWWAROH