Peringatan pergantian tahun Jawa atau yang dikenal dengan Syura tersebut dilakukan dengan kirab pusaka milik keraton. Terdapat sembilan pusaka yang dikirab pada Selasa tengah malam (07/12) tadi. "Sembilan pusaka tersebut melambangkan keseimbangan kosmologi dalam filsafat Jawa," kata salah satu kerabat keraton, Kus Murtiyah.
Selain pusaka dalam berbagai bentuk, Keraton Kasunanan Surakarta juga mengkirab hewan piaraan keraton berupa kerbau bule. Kerbau yang dikeramatkan tersebut berada di bagian terdepan iring-iringan kirab, dengan diikuti para abdi dalem dan sentana dalem yang mengikuti prosesi kirab. Uniknya, kerbau tersebut berjalan menuruti rute yang telah ditentukan tanpa perlu dikendalikan oleh pawangnya.
Kirab pusaka tersebut diberangkatkan menjelang tengah malam dari depan keraton. Iring-iringan peserta kirab berjalan menuju arah selatan hingga di Perempatan Telkom. Selanjutnya, rombongan membelok ke arah timur, kemudian kembali ke keraton dengan melalui gerbang sebelah timur. Sepanjang perjalanan, ribuan masyarakat menyambut dan berusaha mendekati iring-iringan kerbau bule yang berada di barisan terdepan.
"Kemarin malam (06/12) saya dan teman-teman sudah datang ke keraton untuk menyaksikan kirab, tapi kecele," kata Marwanto, warga Sukoharjo. Biasanya, kirab dilakukan pada malam pergantian tahun. Hanya saja, ternyata dalam menentukan Tahun Baru Syura, penanggalan keraton selisih satu hari dengan penanggalan resmi pemerintah. Hal itu membuat pelaksanaan kirab juga harus mundur satu hari.
AHMAD RAFIQ