TEMPO Interaktif, Jakarta -Kebijakan pemerintah membatasi konsumsi bahan bakar minyak, diperkirakan tidak akan mempengarhi pembelian mobil baru. Direktur Utama PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Gunadi Sindhuwinata memperkirakan tahun depan, pertumbuhan industri otomotif mencapai 10 persen. "Saya yakin tidak akan terjadi gejolak yang cukup besar. Mungkin pada permulaan akan terasa. Situasi ini berbeda pada tahun 2005 dimana ada penyesuaian harga, yang menjadi 129 persen. Tentu kalau itu pengaruhnya sangat besar," lanjut Gunadi.
Pertumbuhan pasar mobil melebihi 800 ribu dan motor melebihi 8 juta. "Kalau pertumbuhan ekonomi makro kita di atas 6 persen, maka akselerasi dari pasar akan semakin cepat," kata Gunadi. Adapun akhir tahun ini, Indomobil memperkirakan bisa membukukan pendapatanRp 12-14 triliun. Sedangkan, realisasinya hingga saat ini sudah mendekati Rp 10 triliun.
Perseroan juga berencana meningkatkan pengembangan jaringan melalui pembangunan showroom tipe 3S (sales, sparepart, service) hingga enam jaringan. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut mencapai Rp 20 miliar hingga Rp 50 miliar per showroom.
"Saat ini kira-kira kami memiliki showroom sebanyak 8 ribu. Yang paling penting adalah investasi yang dilakukan perseroan di showroom yang mempunya sarana perbengkelan dan pelayanan after market berupa suku cadang," lanjut Gunadi.
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk adalah induk perusahaan yang memiliki beberapa anak perusahaan, di antaranya PT Nasional Assembler (NA), PT United Prima Motor (UPM), Penyalur kendaraan Chery dan Hino, PT Wahana Inti Central Mobilindo (WICM), distributor kendaraan Great Wall, PT IMG Sejahtera Langgeng (IMGL).
EVANA DEWI