"Karena teman, dia (Dirwan) suka ngasih duat. kadang Rp 200 ribu, kadang Rp 300 ribu," ujarnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (13/12)
Zaimar berkenalan dengan Dirwan atas jasa Arif, calon legislator dari Partai Demokrat asal Papua. Perkenalan tersebut terjadi karena Arif mengetahui bahwa Dirwan membutuhkan seseorang yang bisa membantunya dalam kasus di Mahkamah Konstitusi.
Arif lalu mengingat Zaimar yang merupakan kerabat Arsyad Sanusi. Setelah mengetahui bahwa Dirwan satu almamater di Universitas Jayabaya, Zaimar mengaku lebih dekat.
Bahkan Dirwan mempercayakan Zaimar untuk menjual dua rumah di Ciledug Indah seharga Rp 125 juta. Harga tersebut sekaligus membantah hasil investigasi tim dugaan suap hakim konstitusi yang menyebutkan penjualan rumah senilai Rp 3,5 miliar. Penjualan rumah dengan dua sertifikat tersebut, diakui Zaimar, karena Dirwan sudah kehabisan uang. "Sertifikat ada di tangan saya selama sepekan, tapi tidak laku," katanya.
Selama proses penjualan rumah, Dirwan kerap memberi Zaimar uang untuk ongkos jalan. Termasuk penerimaan uang U$100.
Dalam kesempatan yang sama, Neshyawati, putri Arsyad, membantah telah meminta uang Rp 3,5 miliar kepada Dirwan. Selama dua kali tatap muka dengan Dirwan, Neshya mengatakan tak pernah meminta uang.
Sementara itu, temuan tim investigasi yang menyebutkan Edo, salah satu rekan Dirwan, meminta uang atas nama Neshya, dibantahnya. Duit yang ditransfer Dirwan ke Edo yang mengatasnamakan Neshyawati untuk hadiah lebaran, ternyata hingga kini belum pernah diterimanya. Maka pengakuan Dirwan, iaa menambahkan, tak bisa dijadikan alasan uang tersebut sudah ada di tangannya.
Dianing Sari