TEMPO Interaktif, Bandung -Pemerintah Indonesia menawarkan penanaman investasi di sektor tanaman pangan khususnya padi, jagung dan tamanan anggrek pada pemerintah Malaysia dan Brunei Darusallam."Tawaran ini untuk memperkuat pasokan nasional Indonesia dan memperkuat ketahanan pangan di wilayah Asean," ujar Menteri Pertanian Suswono di Bandung kemarin.
Daerah yang ditawarkan untuk investasi pertanian antara lain Sulawesi. "Sulawesi sudah membuka diri untuk menerima investasi Malaysia, apalagi Perdana Menteri Malaysia juga concern berinvestasi di sana," katanya.
Kementrian terus menawarkan pada berbagai investor untuk menamankan modalnya di bidang pertanian. Namun, para investor tersebut memerlukan insentif dari pemerintah seperti tax holiday."Sudah banyak yang mau untuk menamkan investasinya dalam bidang pertanian. Cuman tidak ada BUMN yang tertarik." ujarnya.
Pada tahap awal kerjasama antara Indonesia dan Malaysia akan lebih difokuskan pada peningkatan kemampuan untuk tamanan obat, rempah dan holtikultura. Selain itu penelitian untuk tanaman padi, jagung, dan anggrek serta perbaikan sistem perdagangan perternakan khususnya kerjasama lintas batas dan phytosanitary serta penanganan padca panen untuk komoditas kpmersial holtikultura. "Untuk ternak, indonesia belum mampu membuka pintu ekspor perdagangan produk peternakan ke Malaysia, karena hingga saat ini indonesia masih defisit produk peternakan, dan terpaksa melakukan impor ternak sebanyak 600 ribu ekor pada tahun ini," ujar Suswono.
ALWAN RIDHA RAMDANI