Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kubu Tedjowulan Tak Sokong Daerah Istimewa Surakarta

image-gnews
Komunitas Masyarakat Pendukung Daerah Istimewa Surakarta. TEMPO/Arif Wibowo
Komunitas Masyarakat Pendukung Daerah Istimewa Surakarta. TEMPO/Arif Wibowo
Iklan
TEMPO Interaktif, Surakarta - Gerakan yang mendesak pengembalian status Daerah Istimewa Surakarta (DIS) belum menjadi kesepakatan semua pembesar Keraton Kasunanan Surakarta. Kubu Paku Buwana XIII Tedjowulan menegaskan bahwa mereka tidak memberikan dukungan terhadap gerakan tersebut.


Juru bicara Paku Buwana XIII Tedjowulan, Bambang Pradatanagara menyatakan jika saat ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan masalah Daerah Istimewa Surakarta. Sebab, hingga saat masih terjadi polemik mengenai status keistimewaan di Yogyakarta. “Desakan pengembalian DIS sama saja dengan mengail di air keruh,” kata Bambang kepada Tempo, Rabu (15/12).

Dia mengakui, sejarah memang pernah mencatat bahwa Surakarta pernah menjadi daerah istimewa pada masa awal kemerdekaan. Hanya saja, status keistimewaan tersebut tidak berumur panjang lantaran dicabut oleh Presiden Soekarno pada tahun 1946. “Jangan lupakan fakta sejarah jika pencabutan tersebut merupakan hasil desakan masyarakat Surakarta,” kata Bambang.

Dari fakta sejarah tersebut, dia meminta semua pihak, khususnya dari kalangan bangsawan keraton, untuk bersikap lebih jernih mengenai desakan pengembalian status tersebut. Apa yang dilakukan oleh kelompok anti swapraja itu merupakan representasi dari keinginan masyarakat Surakarta.

Menurut Bambang, wilayah Keraton Surakarta meliputi Kota Surakarta dan enam kabupaten lain di sekitarnya. “Apa iya mereka mau bergabung dengan Daerah Istimewa Surakarta,” katanya ragu.

Bambang menegaskan, kubu Paku Buwana XIII Tedjowulan tidak akan mendukung gerakan pengembalian status tersebut. “Jika memang ada gerakan, biar saja muncul dari masyarakat,” kata Bambang. Menurutnya, keraton lebih ideal untuk menjadi sebuah lembaga adat daripada menjadi lembaga politik.

Sikap dari kubu Tedjowulan tersebut berseberangan dengan sikap dari kubu Paku Buwana XIII Hangabehi. “Kami saat ini memang sedang berjuang untuk mendapatkan kembali status tersebut,” kata Koes Murtiyah, adik Hangabehi. Selain terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, pihaknya tengah memperjuangkan melalui upaya politik di DPR RI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Murtiyah menolak anggapan jika desakan tersebut termotivasi dari tuntutan masyarakat Yogyakarta yang menginginkan penetapan Sultan Hamengku Buwana X sebagai gubernur. “Tuntutan ini sudah lama kami suarakan di Komisi II DPR RI, di mana saya menjadi salah satu anggota,” kata Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta itu.

Meski demikian, dia menegaskan jika keraton tidak ikut campur dengan deklarasi deklarasi Daerah Istimewa Surakarta yang dilakukan oleh 250 masyarakat di Prambanan, Selasa siang (14/12). “Kami tidak pernah diajak bicara,” kata dia.

Ahmad Rafiq

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

14 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.


Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

36 hari lalu

Prajurit Bregada berjaga saat Nyepi di Candi Prambanan Yogyakarta Senin, 11 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.


Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.


Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah


3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

2 November 2023

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

Cirebon punya berbagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi, di antaranya 3 Keraton, yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Kanoman, Kacirebonan.


Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

20 September 2023

Sejumlah warga melintas di depan  Keraton Surakarta. Foto diambil beberapa waktu lalu. Foto: TEMPO | SEPTHIA RYANTHIE.
Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

Tanri Abeng menggelar talkshow yang membahas tentang wellness tourism dikaitkan dengan keberadaan 56 keraton di Indonesia.


UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

19 September 2023

Sumbu Filosofi Yogyakarta. Foto:  kebudayaan.kemdikbud.go.id.
UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage.


Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

29 April 2023

Patung dua harimau dan meriam di depan bangunan Jinem Pangrawit  Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, (4/1). TEMPO/Rully Kesuma
Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

Di Cirebon, terdapat 3 keraton yang memiliki sejarah yang unik, yakni Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Ini destinasi wisata di Cirebon.


Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

28 Desember 2022

Keraton Solo. ANTARA/Aris Wasita
Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

Peristiwa konflik internal Keraton Surakarta yang memanas mewarnai pemberitaan media massa menjelang akhir tahun 2022


Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

15 Oktober 2022

Pedagang batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta bersyukur kunjungan wisatawan mulai pulih dan menggerakkan roda perekonomian mereka. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

Jika Anda ingin mencari kain batik dengan corak gaya modern, maka sangat direkomendasikan untuk pergi berbelanja di Batik Rumah Suryowijayan.