TEMPO Interaktif, Jakarta - Politisi Partai Kebangkitan Bangsa, Lukman Edy tak akan menggugat pencopotannya dari jabatan Sekretaris Jenderal Partai itu. Pencopotan itu dilakukan dalam rapat Dewan Syuro PKB sejak bulan lalu. "Saya tak akan menggugat, saya justru mempertanyakan kapan saya diberhentikan dari Sekjen," kata Lukman di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu 15 Desember 2010.
Menurut Lukman, ia tidak dalam posisi menolak atau menerima. "Itu Tour of duty," katanya. Di PKB, kata dia, memang sedang dilakukan rotasi kepengurusan dalam upaya menstabilkan partai.
Apalagi PKB sedang mengalami penurunan suara dan banyak masalah yang belum selesai. Namun, ia belum tahu akan ditempatkan di posisi apa setelah dicopot dari jabatan Sekjen. Lukman mengaku masih mencintai PKB. "Kalau tidak, pasti saya sudah menerima tawaran PKNU," ujarnya.
Lukman juga mengaku kesulitan untuk bisa menyertai Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, yang juga Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Padahal seorang sekjen harus bisa menyertai Ketua Umum, sehingga bisa menyerap keinginan sang ketua umum dan memiliki komunikasi intensif. Namun, dia membantah berkonflik dengan Muhaimin, dan menyerahkan kewenangan itu kepada sang ketua umum.
Meski demikian, Lukman mengakui memiliki sejumlah perbedaan pendapat antara ia dan Muhaimin. Perbedaan itu adalah soal rencana Islah di PKB. "Saya ingin islah dilakukan menyeluruh tapi Muhaimin ingin islah dilakukan secara bertahap pada orang tertentu," ujarnya.
Lukman berpendapat islah itu penting dilakukan secara menyeluruh. Penyelesaian masalah juga harus dilakukan dengan duduk satu meja. "Sekarang ini lambat, apalagi harus sampai ke daerah."
EKO ARI WIBOWO