TEMPO Interaktif, Jakarta -Kementerian Perhubungan berencana membangun sistem transportasi terintegrasi di Jogja dan Solo, mendahului pembangunan sistem transportasi terintegrasi di Jakarta.
"2011 nanti akan dibangun pembangunan kereta Prambanan Ekpress yang diintegrasikan dengan Trans Jogja dan Batik Solo Trans. Termasuk pembayaran dan jadwalnya juga akan diintegrasikan," kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono dalam Lokakarya Nasional Permasalahan DKI Jakarta, kerjasama Dewan Perwakilan Daerah dengan Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan Universitas Indonesia, di gedung DPD, Senayan, Rabu (15/12).
Bambang menambahkan, untuk membangun transportasi terintergrasi di Jakarta jauh lebih kompleks. Dalam roadmap pengembangan transportasi perkotaan untuk menangani kemacetan Jakarta secara garis besar terbagi menjadi empat aspek. "Tetapi jangan sampai Jakarta kalah dari Jogja-Solo," ujarnya.
Aspek pertama peningkatan penyelenggaraan pelayanan angkutan umum di antaranya dengan menambahkan volume dan jalur Trans Jakarta, restrukturisasi trayek angkutan umum, pembangunan jaringan transportasi yang terintegrasi secara regional hingga Bogor, Depok, Tangerang, hingga Bekasi.
Aspek kedua, optimalisasi sarana angkutan umum massal berbasis rel di Jabodetabek di antaranya dengan mengoptimalkan KRL Jabodetabek, pembangunan MRT, kereta api Bandara, monorail, MRT dan pembangunan jalur ganda serta double double track (DDT). "Apalagi urban sprawl Jakarta saat ini sudah terlalu melar sampai ke Cikarang dan Bandung," kata Bambang.
Aspek ketiga pengendalian kelancaran lalu lintas di antaranya dengan penerapan Electronic Road Pricing, manajemen parkir di jalan (on street), pembatasan parkir kendaraan pribadi hingga penerapan Intelligent Transport System (ITS). "Apalagi di 2010 Jakarta sudah menjadi "The Longest Carpark in The World" setelah sebelumnya Bangkok yang mendapat predikat ini di 1970," kata Guru Besar Arsitektur dan Perkotaan Universitas Diponegoro Semarang, Eko Budiharjo.
Dan aspek keempat, lanjut Bambang, adalah pengembangan transportasi berwawasan lingkungan di antaranya penggunaan gas, biodiesel dan bahan bakar nabati, penyediaan jalur khusus sepeda dan pejalan kaki.
ARYANI KRISTANTI