“Padahal pada 2009 hanya 303 kasus kecelakaan hingga akhir tahun,” kata Gunardjo, Manajer Badan Layanan Umum Transjakarta, saat dihubungi Sabtu (18/12). Dari 430 kasus yang ada sepanjang tahun ini, Gunardjo menambahkan, sebanyak 14 orang meninggal, 18 orang luka berat, dan 99 mengalami luka ringan.
Sebagian besar kecelakaan, Gunardjo mengungkapkan, melibatkan sepeda motor. Meski sterilisasi sudah diperketat, dia mengakui, pengendara jenis kendaraan yang satu ini memang masih sering menyerobot jalur Transjakarta. “Mungkin bertambah (angka kecelakaan) karena disebabkan bertambah juga jumlah sepeda motor,” katanya.
Dari 430 kasus kecelakaan tersebut, lanjutnya, kasus kecelakaan paling banyak terjadi di koridor III (Kalideres-Harmoni), yaitu sebanyak 69 kasus. Disusul koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni) dengan 67 kasus, koridor V (Ancol-Kampung Melayu) dan VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) masing-masing 64 kasus, koridor II (Pulo Gadung-Harmoni) sebanyak 48 kasus, koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas) 45 kasus, koridor I (Blok M-Kota) 37 kasus, dan koridor IV (Pulo Gadung-Dukuh Atas) 36 kasus.
ARIE FIRDAUS