Rina Suryani, Kepala Sub Bidang Pengendalian Pencemaran di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta, mengatakan kondisi kualitas udara di kota Jakarta dan upaya yang dilakukan untuk mengendalikannya dibandingkan diantara delapan kota di tujuh negara. Mereka adalah Bangkok (Thailand), Manila (Filipina), Colombo (Sri Lanka), Jinan dan Hangzhou (Cina), Kathmandu (Nepal) dan Hanoi (Vietnam).
“Penilaian terhadap kota-kota itu dilakukan secara bertahap sepanjang tahun ini,” kata Rina ketika dihubungi Sabtu (17/12).
Rina menjelaskan, penilaian ditelurkan setelah tim dalam CAI Asia yang terdiri dari unsur-unsur kementerian lingkungan hidup, universitas dan lembaga swadaya masyarakat itu saling membandingkan data dari kedelapan kota. Data dikumpulkan berdasarkan pedoman penilaian kualitas udara bersih yang dimiliki kelompok itu. “Ke depan akan lebih banyak lagi kota-kota di Asia yang akan dilibatkan dalam penilaian ini,” katanya.
Dalam siaran pers yang diterima Tempo, Kepala BPLHD Provinsi DKI Jakarta, Peni Susanti, menekankan penilaian yang tidak cuma diberikan terhadap indeks polusi udara dan kesehatan. Tapi yang lebih penting, menurutnya, adalah penilaian terhadap upaya pengendalian pencemaran udara, baik dari kapasitas, kebijakan dan implementasinya.
“Dari peniaian tiga indeks, kota Jakarta mendapat nilai akhir 61,9 yang termasuk kategori baik,” katanya. Kategori yang sama diberikan untuk Bangkok, Hanoi, Jinan dan Manila. Tiga kota lainnya masuk kategori 'moderate' dengan kisaran nilai 41-60.
Secara keseluruhan CAI Asia menyediakan enam klasifikasi untuk hasil penilaian. Mulai dari critical (0-10) sampai excellent (81-100).
WURAGIL