"Year on Year pasti lebih dari enam (persen), mudah-mudahan tidak sampai di atas 6,5 persen," ujarnya seusai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jumat (17/12) malam.
Menurut dia, harga pangan kini di luar ekspektasinya. "Harga beras itu saya bingung, masih naik saja," ucapnya.
Dalam dua minggu pertama Desember, kata Rusman, harga rata-rata beras sudah naik sekitar lima persen dibanding November. Harga cabai malah sudah melonjak di atas 40 persen.
Ia berpendapat memang lazimnya pada Desember hingga Januari harga beras lebih tinggi ketimbang bulan-bulan lainnya. Namun, cadangan beras pemerintah yang diimpor semestinya bisa menekan harga. "Persoalan tahun 2010 ini harga beras sudah terlanjur tinggi setelah panen raya, nggak pernah turun, beda dengan tahun lalu, masih bisa turun baru naik," tuturnya.
Hanya saja, Rusman mengingatkan, inflasi sebetulnya bukan hal yang menakutkan jika daya beli masyarakat tetap tinggi. "Nggak ada berita buruk mengenai orang tidak mampu beli beras, karena raskin (beras untuk orang miskin) juga efektif," katanya.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu berujar, pihaknya bakal mengintensifkan operasi pasar untuk menurunkan harga beras. Pemerintah akan menggunakan beras stok Perum Bulog, yang kini masih ada sekitar 300 ribu ton. Namun, ia tak menyebutkan berapa banyak dari stok itu yang bakal digelontorkan ke pasar.
"Kita akan terus menggelontorkan sampai harga bisa stabil. Kalau harganya tinggi, kita jual Rp 500 di bawahnya, harga turun kan, nah langsung jual lagi Rp 500 di bawahnya. Caranya begitu untuk menurunkan," katanya.
BUNGA MANGGIASIH