TEMPO Interaktif, Jakarta --Wakil Presiden Boediono memberikan penghargaan kepada seluruh relawan bencana yang dengan sigap memberikan bantuan tanpa pamrih. Relawan-relawan inilah yang menunjukkan hakekat kesetiakawanan sosial yang sesungguhnya.
"Atas nama pribadi, pemerintah, serta seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh relawan" kata Boediono dalam pidato pembukaan peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (20/12).
Menurut Boediono, apa yang telah dilakukan para relawan inilah yang menunjukkan hakekat kesetiakawanan sosial yang sesungguhnya. Tindakan konkret yang tidak menuntut pujian atau meminta imbalan.
Ia mencontohkan, cepatnya bantuan yang sampai ke daerah-daerah yang terkena bencana seperti di Mentawai, Wasior, dan di Yogyakarta dan Jawa Tengah tempo hari. Rakyat bahu-membahu menangani keadaan tanpa memandang suku, agama, golongan, maupun latar belakang ekonomi. Masjid, gereja, sekolah, kampus, stadion, mendadak berubah menjadi tempat pengungsian, tempat berlindung bagi siapapun yang mengalami musibah tanpa peduli latar belakangnya.
Dalam situasi seperti itu, ribuan orang dengan sukarela menjadi petugas lapangan spontan tanpa memikirkan imbalan, bahkan tanpa memikirkan resiko. "Ada diantara mereka yang telah mengorbankan jiwanya demi menolong orang lain, demi kesetiakawanan dan solidaritas sebagai sesama saudara sebangsa dan setanah air,"ujarnya.
Dengan contoh konkrit semacam ini, Boediono mengaku mempunyai keyakinan kuat bahwa kesetiakawanan dan solidaritas tidak akan mudah lenyap dari diri bangsa Indonesia. Meskipun semua tahu bahwa modernisasi yang harus dilakukan seringkali membawa serta dampak sampingan berupa meningkatnya kecenderungan individualisme, kecenderungan persaingan antar sesama kita.
"Dalam kehidupan sehari-hari, saya atau aku menjadi lebih penting daripada kita. Tapi saya percaya bahwa semangat kekeluargaan dan kebersamaan tertanam dalam dihati kita semua,"ujarnya.
Namun mantan Gubernur Bank Indonesia mengingatkan, tanpa upaya mengingatkan dan memupuknya terus menerus, semangat solidaritas dan kesetiakawanan itu dapat luntur di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang sangat deras sekarang ini. "Hari ini kita mengingatkan kembali semangat itu kepada kita semua,"ujarnya.
MUNAWWAROH