Selain harga lombok, harga beras lokal jenis siam, karang dukuh dan unus meningkat hingga 50 persen dari Rp. 12.000 per kilogram naik menjadi Rp 18.000 per kilogram. Gula pasir naik 15 persen dari harga Rp 11.000 menjado Rp 12.700 per kilogram.
Pantauan Tempo di Pasar Subuh Jalan Halmahera, Pasar Palangkasari dan Pasar Kahayan Kota Palangkaraya sejumlah pedagang terpaksa menjual hanya 5 bijilombok dengan harga Rp 1.000. ”Ini kami jual karena memang harga lombok jenis tiung mahal sekali dan sukar kami dapat sehingga kami jual dengan harga itu,” kata Rahmi seorang pedagang sayur di Pasar Kahayan, Palangkaraya, Senin (20/12).
Selain lombok, harga sayuran jenis wortel, kentang, bawang merah serta bawang putih juga melonjak tajam. ”Mungkin ini akibat bencana sehingga pasokan menipis sementara kebutuhan terus meningkat,” ujar Rahmi. Pedagang ini menduga, Hari Natal dan Tahun Baru ikui mengerek harga sembako dan sayur-sayurang di Palangkaraya.
Naiknya harga sembako dan sayur-sayuran ini dinilai memberatkan oleh Imelda, warga di Jalan Yos Sudarso Kota Palangkaraya. Untuk itu, dia meminta Pemkot Palangkaraya segera melakukan pasar murah agar harga sembako bisa turun.”Agar kami yang merayakan Natal bisa membeli semboko dengan harga murah,” katanya.
Di Pasar Tanjung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, sejak dua hari terakhir, harga cabai merah kecil juga naik hingga dua kali lipat. Saat ini harga cabai merah kecil per kilogram mencapai Rp 50.000, padahal sebelumnya hanya Rp 35.000 per kilogram. "Kalau yang hijau atau campuran, naik jadi Rp 25 ribu dan Rp. 40 ribu per kilo," kata seorang pedagang cabai di Pasar Tanjung, Ahmadi, 35 tahun.
Diduga, naiknya harga cabai ini akibat persediaan cabai di Jember yang semakin menipis akibat gagalnya panen cabai di Jember. Saat ini puluhan hektare tanaman cabai di sejumlah daerah Jember seperti Kecamatan Mayang, Silo, Sempolan, Ambulu dan Wuluhan, rusak akibat "virus kuning" dan hama ulat.
KARANA WW | MAHBUB DJ