”Sebenarnya kejadian kenaikan harga cabai di Natal dan Tahun baru berulang terjadi. Karena saat Natal dan Tahun Baru di bulan Desember curah hujan sedang tinggi. Kedepannya kami akan bantu petani sebagai upaya mengatasi berkurangnya hasil cabai akibat curah hujan tinggi,” katanya kepada Tempo, Senin (20/12).
Meskipun harga cabai sedang melambung tinggi namun ia menjamin pasokan tetap aman. Sebagai antisipasi tak menurunnya produksi cabai di beberapa sentra produksi, kata dia, pihaknya akan membantu petani dengan membuat tenda naungan yang berfungsi melindungi tanaman cabe dari curah hujan yang tinggi.
Hasanuddin juga menjelaskan, dari sisi konsumen, kementerian sedang mendorong agar ibu-ibu rumah tangga mau menanam cabe di pekarangan rumahnya dengan pot-pot atau media lainnya, sehingga dalam jangka panjang bisa tercipta pertanian kota. Sedangkan, untuk para penjual cabai, akan diberi pemahaman bagaimana mengatasi produk cabai secara baik agar kualitas cabe tidak menurun.
Baca Juga:
Bukan hanya itu saja, kementan juga sudah memikirkan bagaimana mengantisipasi bila harga cabai anjlok di pasaran. ”Caranya dengan mengolah cabai menjadi produk cabai olahan yang bekerjasama dengan pihak swasta. Ini biar harga cabe tetap stabil, sebab sekarang impor cabai olahan juga cukup besar peningkatannya,” terangnya.
Seperti diberitakan, saat ini harga cabai naik berlipat-lipat. Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, cabai rawit naik menjadi Rp. 50 per kilogrmnya. Sedangkan di Palangkaraya, harga cabai naik 250 persen atau seharga Rp. 70 ribu.
Kenaikan cabai rawit merah juga terjadi di Bojonegoro dengan harga Rp 60.000 per kilogramnya. Padahal, satu pekan lalu, harganya baru Rp 30.000 per kilogramnya. Tak hanya cabai keriting merah yang naik, cabe rawit hijau juga naik menjadi Rp 40.000 per kilogramnya dari harga sebelumnya Rp 20 ribu per kg.
Menurut Mulyatin, pedagang di Pasar Besar Bojonegoro, harga cabe rawit memang mengalami peningkatan dua kali lipat. Cabe pedas ini diburu karena menjadi kebutuan utama bumbu yang dibutuhkan di warung, rumah makan dan rumah tangga. “Naiknya dua kali lipat,” ujarnya kepada Tempo di Pasar Besar Bojonegoro.
ROSALINA | SUJATMIKO