TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Tim Pengendali Inflasi Jakarta Hasan Basri Saleh menyatakan, inflasi bulan ini di Jakarta akan lebih tinggi dibandingkan November lalu. Inflasi diperkirakan menembus 0,33 persen.
Sumbangan terbesar berasal kelompok bahan pangan mentah (volatile food), khususnya cabai dan beras. "Inflasi Desember relatif tinggi dari November 0,33 persen, tapi masih di bawah 0,5 persen," katanya.
Hasan mengakui, pasokan cabai turun dibandingkan sebelumnya. Bencana letusan Gunung Merapi membuat daerah penghasil cabai di wilayah Jawa Tengah terganggu. Seperti Magelang, Klaten, Salatiga, dan Muntilan. Akibatnya pasokan turun hingga 13,85 persen. Bersama timnya, ia mencoba mencari pasokan cabai di daerah lain. "Kita mencoba mencari ke daerah-daerah lain, ternyata banyak yang memesan ke Jawa Tengah," katanya.
Pemerintah juga berfokus pada beras untuk rakyat miskin (raskin). "Penelitian dari BI, ada korelasi langsung antara raskin dengan harga beras di pasar," katanya. Karena itu, kata Hasan, berdasar instruksi dari Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo hari ini, penanganan Raskin akan diperkuat.Pihaknya akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan Kementerian terkait untuk mengendalikan harga beras. Ada tiga langkah yang akan diambil yaitu menggelar operasi pasar (OP) beras, operasi pasar khusus (OPK) dan pasar murah. Operasi beras akan digelar di 12 pasar tradisional, dan operasi pasar murah akan dilaksanakan di 15 titik pada 28-30 Desember nanti.
Sebelumnya, inflasi di Jakarta pada November tercatat meningkat sebesar 0,33 persen. Ini masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 0,60 persen. Hingga saat ini, inflasi nasional sudah mencapai 5,95 persen year on year atau 5,41 persen year to date. Sumbangan terbesar masih dari volatile food.
Kepala Biro Riset dan Pengembangan Bank Indonesia Sugeng menyatakan meski pola historis inflasi di Jakarta selalu lebih rendah dibanding nasional, tapi inflasinya perlu dijaga. Jakarta menyumbang sekitar 22,49 persen dari total inflasi nasional.
Bobot sumbangan inflasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sebesar 37,7 persen. Sementara itu, jika digabung dengan Jawa Barat dan Banten, maka sumbangan inflasi sebesar 46 persen pada total inflasi nasional.
FEBRIANA FIRDAUS