TEMPO Interaktif, Jakarta -Pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan berkisar 6,5-7 persen. Pengamat ekonomi Mirza Aditya Swara mengatakan kondisi ekonomi Indonesia saat ini berada seperti di era 1990-1997 dimana kondisi politik stabil dan financial market booming. Selain itu perbankan dalam kondisi sehat sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi. "Tahun depan Indonesia akan memasuki investmant grade, karena beberapa bank telah melakukan right issue dan telah memiliki modal untuk pertumbuhan kredit," katanya. Hingga tahun 2013 perekonomian bisa tumbuh 6 hingga 6,5 persen.
Menurutnya, yang perlu dilakukan agar pertumbuhan bisa lebih tinggi lagi yaitu dengan pengadaan infrastruktur, koordinasi dengan pemerintah baik pusat maupun daerah. Industri yang akan tumbuh berkembang tahun depan, lanjutnya, ialah yang berbasis komoditi baik perkebunan maupun pertambangan. Dia juga menyebut, sektor perdagangan dapat tumbuh sebesar 8,8 persen, sedangkan sektor transportasi dan komunikasi dapat tumbuh 13 persen.
Purbaya Yudi Sadewa, Chief ekonomis Dana Reksa Sekuritas menyatakan perekonomian Indonesia tahun depan akan terus berekspansi. "Indonesia mengalami ekspansi penuh pada Maret 2009. Siklus bisnis perekonomian Indonesia rata-rata 7 tahun. Jadi kira-kira hingga 2016 perekonomian Indonesia masih akan ekspansi terus," katanya dalam diskusi Hipmi Economic Outlook 2011, di kantor Hipmi, Jakarta, Kamis (23/12).
Namun ia mengingatkan, tingkat inflasi tahun depan diperkirakan bakal melonjak setelah pemerintah membatasi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi tahun depan. Rencana pembatasan bahan bakar minyak tahun depan harus diantisipasi. "Rencana pembatasan BBM yang tidak terkendali atau prakteknya salah, dampaknya akan besar-besaran. Yaitu bisa menaikkan inflasi double digit dan mengurangi daya beli," katanya.
ROSALINA