Maklum, berbeda dengan liga-liga top Eropa lainnya seperti Spanyol, Italia dan Prancis, liga Inggris tak mengenal jeda musim dingin alias winter break.
Bagi sebagian pihak, hal tersebut dipandang menyulitkan sehingga mereka mendesak diberlakukannya jeda musim dingin di kompetisi elit Inggris itu. Tapi, ada pula yang memilih untuk meneruskan tradisi Boxing Day seperti yang telah berlaku selama ini.
Pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson merupakan salah satu pihak yang sudah sering menyuarakan pemberlakuan masa istirahat pada setiap pengujung tahun. Sikapnya kini diikuti oleh pelatih Manchester City, Robert Mancini, dan manajer West Brom, Roberto di Matteo.
"Kita tak tinggal di Timur Tengah atau Afrika. Kita tinggal di Inggris, di Eropa Utara, jadi mari kita berlakukan jeda musim dingin," kata Di Matteo.
"Maret nanti kita hanya punya dua jadwal pertandingan. Bisakah kita menempatkan satu jadwal lagi di bulan itu meski saat itu berlaku jeda international? Kenapa kita tidak menempatkan satu atau dua jadwal di akhir Mei ketika kondisi lapangan bagus dan penonton akan membanjiri stadion.
"Saya tahu tradisi Boxing Day, tapi kita masih akan bisa mendapatkan banyak penonton datang ke stadion di bulan-bulan berikutnya karena saat itu iklimnya akan lebih baik dan publik akan lebih menikmatinya."
Di pihak lain, pelatih Wolverhampton Wanderers, Mick McCarthy termasuk salah satu dari sedikit pihak yang menilai jeda musim dingin tak perlu diberlakukan.
"Saya sama sekali tak pernah menginginkan jeda musim dingin," kata McCarthy. "Para fans menyukai menonton pertandingan pada Boxing Day dan saya telah melakoninya sepanjang hidup saya sebagai pemain dan pelatih.
"Saya sudah pernah berlatih di hari Natal dan kita hanya perlu meneruskan kebiasaan itu. Saya ingat saat saya masih di Sunderland beberapa tahun lalu dan lebih dari 40 ribu orang hadir ke stadion pada laga Boxing Day melawan Leeds United.
"Stadion terlihat penuh, itu menakjubkan – dan itu hanya sebuah pertandingan di Championship (Divisi I)."
BBC | A. RIJAL