Kenaikan harga minyak dunia sebesar 15-25 persen, menurut Harry, masih bisa diakomodasi oleh anggaran. Syaratnya program pembatasan BBM bersubsidi pada Maret tahun depan berhasil sehingga menyisakan ruang pengematan.
Sejauh ini, dia menilai pemerintah belum selesai menggarap pembatasan konsumsi pada akhir kuartal pertama nanti. "Dikhawatirkan pola pembatasan gagal karena pemerintah tidak siap," ujar dia. Mengenai perubahan asumsi minyak bumi serta lifting minyak, Harry menunggu inisiatif dari pemerintah.
Praktisi dan pengamat perminyakan dunia memperkirakan kenaikan harga minyak tahun depan berkisar antara US$ 100 hingga US$ 150 per barel. Pemerintah sendiri dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menetapkan besar anggaran subsidi BBM sebesar Rp 95,9 triliun dengan asumsi ICP sebesar US$ 80 per barel.
ANTON WILLIAM