Ekonom dari Universitas Gajah Mada A. Tony Prasetiantono menuturkan, pendorong kenaikan harga minyak tahun ini berbeda dengan kenaikan tahun 2008. Ketika itu, harga minyak sempat menyentuh rekor tertinggi US$ 147 per barel akibat ulah spekulan.
Sedangkan tahun ini kenaikan harga lebih didorong oleh tingginya permintaan minyak, terutama di Amerika Serikat dan Eropa yang sedang dilanda musim dingin. “Paling tinggi hanya US$ 100 per barel,” kata Komisaris Independen Bank Permata ini saat dihubungi Selasa (28/12).
Begitu musim dingin terberat berlalu pada bulan Februari mendatang, permintaan terhadap minyak akan turun dan harganya pelan-pelan kembali ke harga wajar di bawah US$ 90 per barel.
Menurut Tony, faktor lain yang bakal menekan permintaan minyak ada pelemahan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
“Karena itu saya yakin, pada bulan Maret harga minyak akan kembali ke level normal,” ucapnya.
Dengan semua pertimbangan tadi, Tony mendukung kebijakan pemerintah yang akan membatasi bahan bakar minyak bersubsidi mulai Maret 2011 untuk wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi. Pemilihan waktunya pun dinilai Tony sudah tepat, karena biasanya inflasi Maret tidak besar.
Situs web Bloomberg hari ini menyebutkan harga minyak mentah di pasar internasional sebesar US$ 91, 09 per barel (1 barel sekitar 159 liter), yang berarti sudah naik 8,2 persen dari harga awal Desember.
Sebelumnya pemerintah memastikan tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak meski harga minyak mentah dunia melonjak mendekati US$ 100 per barel.
"Jangan tanya apakah kita akan menaikkan harga bahan bakar. Tidak ada," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dalam jumpa pers seusai rapat kabinet terbatas di kantor Presiden Senin lalu.
Kenaikan harga minyak dipastikan bakal menambah subsidi bahan bakar. Untuk tahun depan, pemerintah menganggarkan subsidi sebesar Rp 95,5 triliun.
Namun Hatta berpendapat harga minyak dunia masih berpeluang turun. "Tidak boleh panik, kita pernah mengalami harga minyak US$ 140, but we still survive, bahkan growing.”
Jika harga minyak terus naik, pemerintah akan mengatasinya melalui dua cara, yakni pengaturan penawaran dan permintaan. Dari penawaran, pemerintah bakal menggenjot produksi minyak mentah dalam negeri.
Sedangkan dari permintaan, konsumsi bahan bakar bersubsidi masyarakat ditekan dengan program pembatasan pada tahun depan. Program ini, menurut Hatta, bakal terus berjalan dan tak terpengaruh kenaikan harga minyak dunia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh menyatakan kenaikan harga minyak mentah akan memperkuat kebijakan pembatasan bahan bakar. Sebab, jika tak dibatasi subsidi akan semakin besar.
EFRI RITONGA | VIVA KUSNANDAR