TEMPO Interaktif, Jakarta -Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Azis menyarankan pemerintah memotong sejumlah anggaran yang tidak perlu di Kementerian. Misalnya anggaran sosialisasi menteri, anggaran kunjungan menteri ke luar negeri dan sebagainya.
Pemotongan ini terkait soal kenaikan harga minyak dunia. Meski harga minyak selangit, harga bahan bakar minyak tak harus naik. "Jika kenaikan harga minyak dunia saat musim dingin mencapai 25-30 persen pun, hanya menyebabkan kenaikan harga tahunan hingga 10 persen," kata Wakil Ketua Komisi XI. DPR Harry Azhar Azis, ketika dihubungi, Selasa (28/12).
Harga minyak mentah dunia yang sudah mencapai US$ 91 per barel. Harga itu sudah di atas asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan 2010 sebesar US$ 80 per barel.
Selain menghemat anggaran dinas, menurut Harry, sejumlah cara kenaikan harga minyak dunia di atas 10 persen, masih ada cara-cara lain yang bisa dilakukan pemerintah. Langkah pertama yang kini sedang dilakukan pemerintah yaitu membatasi subsidi bahan bakar minyak. "Namun, harus dipastikan agar subsidi tepat sasaran," kata dia.
Saat ini, subsidi yang seharusnya diberikan kepada orang miskin, juga dinikmati orang kaya. Ia masih melihat banyak orang yang berkecukupan membeli bahan bakar bersubsidi.
Pilihan lain adalah menambah utang pemerintah. Namun ia mengingatkan pilihan ini harus dipertimbangkan dengan bijak. "Sebab, beberapa partai secara tegas menyatakan tidak ingin menambah utang negara," kata dia.
Adapun pilihan untuk menaikkan harga BBM akibat kenaikan harga minyak adalah pilihan terakhir. Pada 2008, saat pemerintah menaikkan harga BBM, harga minyak telah sekitar US$ 140 per barel. "Kala itu, kenaikan harga minyak sekitar 15 persen," kata Harry.
EKA UTAMI APRILIA