TEMPO Interaktif, Jakarta -Badan Pusat Statistik mementahkan usulan Wakil Menteri Keuangan mengenai penghapusan cabai merah dan cabai merah keriting dari komoditas inflasi guna mengendalikan inflasi. "Enggak perlu dicabut karena BPS punya perhitungan inflasi inti," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan di kantornya, Senin (3/1).
Menurut dia, perhitungan inflasi inti menghilangkan komoditas volatile seperti bahan makanan, termasuk cabai, dan harga yang diintervensi pemerintah dari perhitungan. Jika pemerintah hanya ingin menghilangkan komoditas cabai dari perhitungan maka hal ini akan menjadi preseden karena banyak komoditas lain yang juga ikut dihilangkan.
Rusman memperkirakan pernyataan Anny Ratnawati tersebut sebagai ungkapan kegerahan terhadap sumbangan inflasi dari komoditas cabai. "Karena kesal saja," ujar Rusman.
Bulan Desember 2010 saja, kata dia, harga cabai berada pada peringkat kedua penyumbang inflasi sebesar 0,22 persen, hanya kalah dari beras yang menyumbag 0,23 persen. Dalam satu tahun, sumbangan inflasi dari cabai juga tinggi yaitu mencapai 0,32 persen atau hanya kalah dari kenaikan harga beras sebesr 1,29 persen dan kenaikan tarif listrik sebesar 0,36 persen.
BPS sejatinya sudah memberi bobot yang rendah terhadap komoditas cabai merah yaitu 0,05 persen dari inflasi umum. Namun pergerakan harga yang amat fluktuatif, kata dia, membuat cabai berdampak besar pada inflasi.
Rusman mengatakan, pihaknya terus merevisi bobot cabai dalam inflasi umum. Dengan demikian, volatilitas harga cabai tak terlalu berpengaruh terhadap inflasi komoditas pangan. "Karena cabai bukan bahan makanan pokok."
ANTON WILLIAM