"Dengan produksi turun jelas mempengaruhi harga beras nantinya. Kenaikan harga beras tidak akan hanya terjadi di Indonesia tapi juga di luar negeri," katanya saat dihubungi Tempo, Senin (3/1).
Menurut dia, harga beras bisa menyentuh level Rp 7.000 tahun ini. "Tapi kita masih harus lihat HPP (Harga Pembelian Pemerintah) dulu, kan belum dikeluarkan lagi berapa. Kalau yang lama itu HPP-nya Rp 5.060," jelasnya.
Pemerintah, lanjutnya, harus bisa mengawal budidaya padi agar jangan sampai terganggu oleh hama. Sebab, kata dia, hama yang mengganggu bisa semakin menurunkan produksi beras nantinya. Menurut dia, produksi beras tahun ini akan mengalami penurunan sekitar 5 persen dari total produksi rata-rata.
"Ini kalau merujuk pada pernyataan FAO (Food and Agriculture Organization) yang mengatakan akibat perubahan iklim akan terjadi penurunan tanaman serelia atau biji-bijian termasuk padi," ujarnya.
Sementara itu, menurut data yang dikeluarkan pemerintah, konsumsi beras rata-rata penduduk Indonesia mencapai 139 kg/kapita/tahun. Ini merupakan jumlah tertinggi dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Namun Winarno memberikan prediksi sendiri, bahwa konsumsi beras rata-rata penduduk Indonesia secara nyata berkisar 110 kg/kapita/tahunnya.
"Ini untuk konsumsi langsungnya saja. Kalau yang 139 kg itu kan konsumsi keseluruhan, termasuk olahan, dan juga konsumsi turis asing yang berada di Indonesia," ungkapnya.
ROSALINA