TEMPO Interaktif, Jakarta --Rumah susun Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang pembangunannya selesai 2008 silam akhirnya akan berpenghuni pada akhir Januari mendatang. Bangunan setinggi 12 lantai dengan jumlah unit hunian 282 pintu tipe 21 ini akan ditempati secara bertahap oleh warga korban gusuran rumah susun.
"Sebanyak 100 kepala keluarga korban gusuran akhir Januari nanti akan ditempatkan di rumah susun itu," Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Agus Subandono, menginformasikan, hari ini.
Agus menerangkan, penempatan secara bertahap ini disebabkan belum lancarnya pasokan air dan listrik di rumah susun tersebut. Hingga kini, pihaknya masih berusaha untuk menyambung pipa air PDAM yang ada di rusun seberang ke rusun yang baru itu. "Daya listrik belum terlalu besar dan air juga masih bermasalah. Kami sedang sempurnakan," jelasnya.
Nantinya, pihak UPT Rumah Susun Dinas Perumahan dan Gedung akan melatih penghuni terlebih dahulu. Mereka ini, lanjut Agus, otomatis akan tergabung dalam Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS). "Dan rumah itu secara permanen akan menjadi hak milik mereka," tuturnya.
Beberapa pekan ke depan, sebelum penempatan, pihak dinas dikatakan Agus akan mereparasi pintu dan pagar yang telah rusak. Pihaknya juga akan mengecat ulang beberapa sisi dinding yang dicoret-coret oleh warga setempat. "Karena tidak berpenghuni. Banyak bagian yang rusak dan harus diperbaiki," tambahnya.
Pada 2004 lalu, Dinas Perumahan Provinsi Jakarta membebaskan lahan hunian warga di Rt 013, Rt 016 dan Rw 07--selama proses pembangunan Rusun berjalan. Sebagai ganti, warga diberikan uang biaya kontrak rumah masing-masing sebesar Rp 6 juta per-KK dengan dipotong pajak 15 persen.
Dipaparkan Agus, jumlah warga yang rumahnya terkena pembebasan tanah ada lebih sekitar ratusan kepala keluarga. Termasuk 25 kepala keluarga yang terkena normalisasi Kali Ciragil. "Semoga semuanya berjalan lancar," harapnya.
HERU TRIYONO