Adig mengaku, hingga saat ini, PTPN XI memang belum melakukan impor. "Belum ada kemajuan, harga masih mahal," kata Adig.
Lagi pula, lanjut Adig, stok gula akhir tahun masih banyak, yaitu sekitar 820 ribu ton. Jika, konsumsi gula nasional per bulan sekitar 200-220 ribu ton, maka akan cukup untuk kebutuhan 3-4 bulan.
Importir gula lain, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) menyatakan juga belum mengimpor gula. "Tapi memang ada barang impor kami yang akan masuk pada Januari," kata Direktur Utama PPI, Heinrich Napitupulu.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan mengeluarkan izin impor gula sebanyak 450 ribu ton. PTPN XI mendapat jatah impor 70 ribu ton. Importir lain yang diberi izin impor adalah PTPN X, PTPN XI dan Pdangkan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) diberi izin impor sebanyak 50 ribu ton, dan Bulog diizinkan mengimpor 60 ribu ton.
Izin yang diberikan memang untuk kegiatan impor pada Januari. Namun, hingga saat ini, belum ada perusahaan yang menyatakan kepastian ada kontrak impor gula yang telah disepakati.
Menteri Koordinator Prekonomian Hatta Rajasa juga mendesak importer gula segera mengimpor gula. Selain itu, Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu juga akan memanggil para importir gula. Untuk menanyakan kesulitan para importir dalam mengimpor gula.
"Kami panggil, evaluasi apakah kesulitan realisasi impor gula karena harga tinggi atau bagaimana?" kata Mari.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Natsir Mansyur menyatakan, seharusnya importer bisa langsung melakukan kontrak saat harga masih rendah. "Saat ini, importir harus melaksanakan tugasnya. Harus pintar-pintar negosiasi agar bisa beli gula dengan harga terjangkau," kata Natsir.
Eka Utami Aprilia