Hidayat mengatakan beberapa perusahaan pembuat kapal Singapura sudah beroperasi di Batam. Pemerintah berniat memperluas kerjasama ini. Namun sebelumnya kementerian kapasitas industri perkapalan di dalam negeri akan ditingkatkan lebih dulu.
Menurut Hidayat produksi kapal di dalam negeri diperlukan untuk memenuhi kebutuhan transportasi, pengangkutan minyak dan keperluan pertahanan keamanan. Indonesia dan Singapura sepakat akan mengadakan pertemuan lebih lanjut dengan jajaran direktorat jenderal untuk membahas rencana ini.
Direktur Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Soerjono mengatakan potensi industri perkapalan tahun ini meningkat seiring bertambahnya kebutuhan kapal. Setidaknya terdapat tiga sektor yang memerlukan penambahan kapal.
Pertama untuk kebutuhan pengangkutan di sektor minyak dan gas. Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan kapal PT. Pertamina dan ketiga untuk pembangunan kapal-kapal niaga. "Kapal niaga banyak yang umurnya sudah tua sehingga harus diganti," katanya.
Selain menjajaki kerjasama bidang perkapalan, menteri juga mengajak Singapura untuk bekerjasama di bidang pendidikan khususnya terkait sekolah-sekolah industri yang dikelola kementerian. Singapura juga bersedia melakukan studi tentang klaster industri di Indonesia dengan pembiayaan dari Asian Development Bank (ADB).
Hidayat mengatakan memang belum ada kesepakatan konkret dari pembiacaraan ini karena baru antar pemerintah saja yang bertemu. Namun kedua pihak sudah bersepakat untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut dan membentuk kelompok kerja bersama.
KARTIKA CANDRA