TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebagian besar laba yang diperoleh Perusahaan Umum (Perum) Damri berasal dari pengoperasian angkutan bandara yang merupakan salah satu dari 7 segmentasi Damri. "Saat ini sekitar 85 persen berasal dari angkutan bandara," kata Direktur Utama Perum Damri Agus S. Subrata hari ini di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Oleh karena itu, Damri sedang mengembangkan trayek-trayek lainnya agar labanya tidak kalah bersaing dengan angkutan bandara. "Saat ini ada 300 lebih trayek, dan setiap trayek kompetitornya berbeda-beda sehingga strateginya harus beda. Kami lagi coba modernisasi pemasaran, memilih agen, dan meninjau kembali pola pengoperasian," ujarnya.
Damri juga akan melakukan proses remanufacturing atau memperbaharui kembali mesin dan sasis sejumlah angkutan kota yang dimiliki Damri bekerja sama dengan Mercedes Benz. Pada tahun 2010, sudah ada 15 armada yang diproses. Sedangkan tahun 2011 ada 45 armada yang akan diproses. Sehingga totalnya ada 60 armada.
Armada yang akan diproses yang berumur di atas 10 tahun dan untuk satu armada dibutuhkan dana sekitar Rp 605 juta. Dana tersebut berasal dari internal Damri sekitar 30 persen dan kredit perbankan seperti Bank Bukopin, Bank Jabar, dan Bank Syariah Mandir. Dengan perbaikan armada, maka diharapkan menambah kenyamanan penggunanya.
EVANA DEWI