Salah satu petani jamur, Tri Ediono mengaku tiap hari dirinya hanya bisa memanen jamur sekitar lima kilogram. "Padahal, permintaan pasar sangat banyak," kata Tri Edi, Rabu (5/1/). Harga jamur tiram Rp 7 hingga 11 ribu per kilogram. Jamur tersebut biasanya diambil pedagang untuk disetor ke Kota Semarang.
Di Semarang, jamur didistribusikan ke restoran, warung makan, pusat perbelanjaan, pasar tradisional dan lain-lain. Kusri, petani lain menyatakan, permintaan jamur tak hanya di Semarang tapi juga datang dari Bandung. Kusri mengaku berulangkali menerima permintaan dari Bandung sebanyak 5 hingga 10 ton jamur tiram. Namun, karena pasokan jamurnya tidak ada maka tidak dilayani.
Saat ini Desa Sendang menjadi pusat budidaya jamur. Sekitar 400 orang di desa itu membentuk organisasi bernama Wijaya Kusuma. Meski permintaan meningkat, petani di desa ini kesulitan memasarkan produk mereka karena keterbatasan sarana. “Petani belum mempunyai alat modern,” kata Kusri saat berdialog dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Jawa Tengah, Poppy Dharsono, Rabo (5/1) siang tadi.
Kusri mencontohkan, warga belum memiliki alat untuk mengukur kandungan air sehingga produksi jamur tidak bisa cepat. Selain alat pengukur kadar air, petani membutuhkan alat vakum.
Saat ini, petani masih menggunakan alat tradisional untuk budidaya jamur. Bahan dasar untuk budidaya jamur tiram adalah serbuk kayu hasil gergaji, kapur, tepung topioka, susu kering, katul, dan gypsen. Beberapa bahan dasar tersebut dicampur aduk lalu dimasak selama 10 jam.
Hasil masakan lalu dibungkus dengan log, yang terbuat dari potongan bambu. Log tersebut dimasak lagi antara 10 hingga 12 jam. Setelah itu, log dimasukan dalam ruangan lembab. "Tidak boleh kena sinar matahari maupun lampu," kata Tri Ediono.
Log tersebut akan mengeluarkan jamur jerami (tiram) dengan membutuhkan waktu hingga 40 hari. Setelah itu, petani bisa memanennya. Panen jarum jerami tidak hanya sekali tapi bisa setiap hari. Sebab, jika jamur diambil maka akan tumbuh lagi. "Sekali budidaya bisa panen hingga enam bulan," kata Tri Ediono.
Jamur jerami bisa dimasak berbagai jenis macam makanan, mulai dari krispy, botok, sate, garang asem, tahu jamur dan lain-lain.
Menjawab keluhan petani, Poppy Dharsono berjanji akan mengkomunikasikan dengan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian. "Nanti pemerintah yang akan memberikan bantuan alat," ujar Poppy.ROFIUDDIN