TEMPO Interaktif, Jakarta -Bank Indonesia optimistis inflasi inti tahun ini bakal dibawah 5 persen. "Inflasi inti tidak akan lebih dari lima persen," ujar Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo Perry saat ditemui wartawan di kompleks Bank Indonesia, Jumat (7/1).
Bank Indonesia menyadari risiko tekanan inflasi semakin meningkat. Misalnya akibat beberapa kebijakan pemerintah seperti harga pokok penjualan (HPP) beras, pupuk dan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu risiko tekanan inflasi juga datang dari harga komoditas internasional. "Itu semuanya akan diwaspadai," kata Perry. Kenaikan harga komoditas internasional sudah terjadi sejak tahun lalu. Adapun tahun ini, kenaikan komoditas internasional diramalkan tidak terlalu signifikan.
Perry melanjutkan, untuk memitigasi eskpetasi inflasi tahun ini, BI berkoordinasi dengan pemerintah dengan menggerakkan tim inflasi daerah (TPID). Sementara itu, pemerintah diharapkan bisa menjalanan fungsinya sebagaimana semestinya seperti mengoptimalkan peran Badan Urusan Logistik (BULOG).
"Jadi BI dengan pemerintah bekerjasama untuk mengendalikan inflasi dari semua faktornya. pemerintah fokusnya lebih banyak bagaimana mengendalikan volatile food. Bagaimana kenaikan administrater price tidak meningkatkan ekpetasi inflasi," ujar Perry.
BI bekerja memitigasi ekspetasi inflasi ini dari sisi fundamental. "Bagaimana mencermati harga komoditas internasional dampaknya tidak tinggi pada core inflation, bagaimana kita tentukan nilai tukar ke depan, bagaimana kita mengarahkan ekspetasi inflasi. BI stand ready untuk menempuh further measure," tutur Perry.
Rapat Dewan Gubernur juga sudah menempuh kebijakan bauran moneter dan makroprudential untuk menciptakan iklim moneter yang kondusif. Diharapkan ini mampu memitigasi inflasi. Kebijakan tersebut tidak hanya mengandalkan suku bunga acuan, tapi juga instrumen intervensi valas, nilai tukar rupiah, dan pengetatan likuiditas domestik serta capital inflow.
Kepala Riset Ekonomi Direktorat Kebijakan Moneter Bank Indonesia Iskandar Simorangkir sebelumnya menyatakan, Bank Indonesia berpeluang merespons kebijakan moneter jika inflasi inti bergerak menembus 5 persen ke arah 6 persen. Kebijakan moneter yang dimaksud termasuk BI Rate.
Iskandar menyatakan, inflasi year on year 6,96 persen kemarin dipengaruhi oleh supplay shock dan kondisi iklim yang tidak menentu. Karena itu, inflasi inti masih bisa terkendali di 4,28 persen. Karena itu, cukup beralasan jika bank sentral mempertahankan BI Rate di 6,5 persen kemarin.
FEBRIANA FIRDAUS