"Pada 2010, kargo menyumbang 20 persen untuk kami," kata Direktur Usaha PT Pelni, Asep Suparman, ketika jumpa pers di Jakarta, Jumat (7/1).
Untuk tahun ini, ujar dia, Pelni menargetkan kargo dapat menyumbang 30 persen dari pendapatan usaha yang didapatkan Pelni. "Berarti sekitar 30 persen dari target kami sekitar Rp 2 triliun," jelasnya.
Asep mengatakan, bisnis kargo menjadi bagian improvisasi perusahaan untuk mempertahankan eksistensi kapal laut dalam moda transportasi. Hal ini mengingat tren penumpang kapal yang turun setiap tahunnya. "Dengan kargo, kami mengharapkan kapal laut tetap eksis," ujar dia.
Dia mengatakan, hingga saat ini, Pelni memiliki enam kapal yang dapat dijadikan sebagai usaha kargo. Kapal tersebut terdiri dari kapal dua fungsi atau 2 in 1 (dapat memuat kontainer dan penumpang) dan kapal tiga fungsi atau 3 in 1 (kontainer, penumpang, dan kendaraan).
"Untuk kapal 2 in 1 di antaranya Kapal Motor Gunung Dempo, Labobar, Nggapulu, Lambelu, dan Sinabung. Sedangkan untuk kapal 3 in 1, kami baru memiliki satu unit yakni Dabonsolo yang baru dioperasikan pada Agustus 2010," katanya.
Menurut Asep, setiap melakukan perjalanan, setidaknya kargo menyumbang 40 persen dari jumlah muatan kapal. Dia mencontohkan, kapal Gunung Dempo dengan tujuan Jakarta-Jayapura dapat memuat 98 kontainer dalam sekali perjalanan. Selain itu Nggapulu dapat memuat sekitar 30 unit kontainer.
Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa angkutan laut, PT Pelni menyediakan jasa angkutan penumpang dan muatan barang antarpulau. Saat ini perusahaan mengoperasikan 24 unit armada kapal penumpang yang telah diklasifikasi berdasarkan kapasitas jumlah penumpang.
Tidak hanya melayani rute komersial, Pelni juga berlayar pada rute pulau-pulau kecil terluar. Saat ini, ada 93 pelabuhan yang disinggahi kapal Pelni dengan 52 antor cabang dan sekitar 400 agen perjalanan yang tersebar di seluruh Indonesia.
SUTJI DECILYA