TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah berencana membebaskan bea masuk impor komoditas pangan. "Semua bea masuk komoditas pangan dinolkan untuk stabilisasi pangan pokok," kata Hatta seusai rapat ketahanan pangan di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin.
Hatta berharap kebijakan tersebut berlaku efektif pekan depan. Beberapa komoditas yang bea masuknya mungkin dihapus, antara lain, tepung terigu, kedelai, dan pakan ternak. Adapun untuk gula masih akan didiskusikan. "Pemerintah masih ingin mendorong petani memacu produksi."
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mendukung kebijakan tersebut. Dia menegaskan,
pembebasan bea masuk perlu dilakukan selama tujuannya menjaga kestabilan harga pangan. Menjaga kestabilan harga pangan itu salah satunya dengan cara menghindari biaya tinggi. Saat ini produk yang telah dibebaskan bea masuknya adalah beras. Untuk komoditas pangan lain masih menunggu usulan kementerian atau lembaga terkait.
Direktur Eksekutif Mubyarto Institute Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Fahmi Radhi, menilai keputusan pemerintah itu terkesan reaktif dan pendek pikir. "Saat harga meningkat, yang dicari hanya jalan pintas," kata Fahmi kepada Tempo semalam.
Menurut Fahmi, kebijakan tersebut berbahaya bagi perekonomian nasional karena merugikan petani dan konsumen dalam jangka panjang. Pembebasan bea masuk itu memang akan menurunkan harga dalam jangka pendek, "Tetapi akan membuat Indonesia kecanduan impor."
Pukulan akan terasa telak saat harga pangan dunia naik. Fahmi mencontohkan, ketergantungan pada kedelai impor akan membuat produsen produk olahan kedelai terkapar saat harga di pasar internasional melonjak. Seharusnya, kata dia, pemerintah serius meningkatkan produksi. "Tambah subsidi pupuk dan bibit ke petani."
IQBAL MUHTAROM | EKA UTAMI APRILIA | AGUS SUPRIYANTO