TEMPO Interaktif, Tangerang - Karena mengkritik masalah layanan sampah di Tangerang Selatan, Wakil Ketua Bidang Organisasi Jamaah dan Ubdiyah Lembaga Takmir Masjid Nahdatul Ulama, PBNU Pusat, Habib Sharif Abdullah babak belur dipukuli oleh sopir penjabat Wali Kota Tangerang Selatan dan rombongan.
Habib Sharif telah resmi melaporkan kasus pengeroyokan tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian Polda Metro Jaya. "Rencananya hari ini (10/1) saya di BAP (berita acara pemeriksaan)," ujarnya kepada Tempo pagi ini yang bersiap-siap pergi ke Polda Metro Jaya.
Sharif Abdullah (56), yang dikenal sebagai tokoh masyarakat Tangerang Selatan dan juga pengurus di Majelis Dzikir Al Fauz Jakarta, mengatakan peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi pada Kamis (06/01) lalu, persis di depan pintu ruangan penjabat Wali Kota Tangerang Selatan, Eutik Suarta.
Tujuan Sharif Abdullah ingin mempertanyakan langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang Selatan terkait surat protes yang pernah dilayangkannya pada September 2010 lalu atas buruknya pengelolaan sampah di wilayah Tangerang Selatan.
Sharif langsung menemui Eutik Suarta dikantornya. "Saat itu saya langsung mempertanyakan kepada Wali Kota tentang kelanjutan surat protes yang pernah saya layangkan itu. Mungkin karena emosi, saat itu memang suara saya sedikit meninggi," ujarnya.
Namun, kata Habib, saat itu pertanyaannya hanya dijawab normatif oleh Wali Kota. Dengan perasaan tidak puas, Sharif Abdullah kemudian keluar dari ruangan Wali Kota.
Namun, baru selangkah keluar dari ruangan itu, Habib langsung diserang oleh beberapa pegawai Pemerintah Kota Tangerang Selatan termasuk di antaranya Wahyudin, yang diketahui sebagai sopir Eutik Suarta.
"Saat itu yang paling terlihat emosi pada saya adalah Wahyudin. Dia sempat memukul bagian dada saya saat sejumlah pegawai lainnya memegangi kedua tangan saya. Untungnya ada seorang pegawai Dinas Perhubungan yang bertindak sigap menolong dan mengeluarkan saya dari gedung itu," katanya.
Beberapa saat setelah kejadian itu, Sharif Abdullah langsung dilarikan ke Rumah Sakit Jakarta. "Saya sempat dirawat di sana," katanya.
Kemudian, atas saran teman-temannya, Sharif melakukan visum ke Rumah Sakit Jakarta dan selanjutnya barulah melapor ke Polda Metro Jaya. "Saya ini warga Tangerang Selatan. Apakah salah saya melayangkan protes, bila memang penanggulangan sampah di Tangerang Selatan tidak berjalan dengan baik. Karena ternyata selama ini diam-diam sampah Tangerang Selatan dibuang ke DKI Jakarta, dan saya punya bukti itu," katanya berapi-api.
Tempo berusaha meminta tanggapan dari penjabat Wali Kota Tangerang Selatan Eutik Suarta untuk mengkomfirmasi terkait aksi brutal yang dilakukan oleh sopirnya tersebut dan stafnya. Telepon genggamnya yang coba beberapa kali dihubungi dalam kondisi aktif, namun tidak diangkat. Pesan pendek pun tidak dibalas.
JONIANSYAH