TEMPO Interaktif, Doha - Dua negara Timur Tengah yang bertetangga dan pernah terlibat perang, Iran dan Irak, akan bertarung di lapangan hijau. Tim sepak bola kedua negara itu akan berhadapan di Stadion Al-Rayyan, Doha, Qatar, Selasa (11/1) malam ini.
Iran dan Irak sama-sama berlaga di Grup D, yang juga diisi Korea Utara dan Uni Emirat Arab, yang hari ini akan bertanding. Irak adalah juara bertahan di ajang ini, tapi Iran-lah yang lebih difavoritkan dalam laga itu.
Pelatih Iran, Afshin Ghotbi, yakin timnya bisa mengalahkan Irak. Ia bahkan yakin timnya bisa menjadi juara untuk pertama kalinya dalam 35 tahun. "Seperti Anda tahu, Irak adalah juara bertahan, tapi kami bisa mengalahkan mereka di Piala Asia Barat enam bulan lalu," kata Ghotbi. "Iran akan menghadapi pertandingan yang tak mudah, tapi kami bisa mengalahkan mereka."
Penampilan Irak memang terus melorot sejak menjadi juara di Indonesia pada 2007. Oktober tahun lalu, tim itu ditekuk Iran 2-1. Ghotbi yakin timnya justru akan tampil lebih siap dalam laga kali ini. "Iran akan memenangi laga pembuka dan lolos ke babak berikutnya, bahkan menjadi juara," katanya.
Iran akan mengandalkan gelandang Osasuna, Javad Nekounam. Kapten tim itu akan didukung rekan setimnya di Osasuna, Masoud Shojai. Selain itu, akan tampil Andranik Teymourian, yang pernah memperkuat Bolton dan Fulham. Di lini depan, Arash Afshin, 21 tahun, akan jadi andalan.
Irak masih akan mengandalkan Younis Mahmoud, yang jadi pemain kunci saat tim itu menjadi juara pada 2007. Pemain yang tampil menawan pada 2007, Nashat Akram (Al-Wakra), juga masih ada di tim.
Sementara itu, kekalahan 1-2 yang diderita Arab Saudi dari Suriah dalam pertandingan Grup B, Ahad lalu, membuat negara tersebut memecat pelatih asal Portugal, Jose Peseiro. Naser al-Johar, mantan bek yang juga pernah jadi pelatih tim itu, ditunjuk untuk menggantikannya.
AP | Reuters | Nurdin