Cara Mudah Mencampur Bahan Bakar Minyak yang Tepat
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Selasa, 11 Januari 2011 17:02 WIB
sxc.hu
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Rencana pembatasan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium untuk kategori mobil tertentu menimbulkan wacana baru. Seorang kenalan mengaku berniat mencampur BBM beroktan 92 atau lebih dengan BBM beroktan 88 seperti yang ia gunakan selama ini.

“Karena rekomendasi pabrikan sejak awal, mobil saya cukup menggunakan BBM beroktan 88. Lha, kalau sekarang diharuskan menggunakan BBM oktan tinggi kan rugi,” kata seorang kawan saat bertemu dalam sebuah acara komunitas mobil pada akhir pekan lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Benarkah mencampur BBM oktan rendah dengan oktan tinggi tidak ada pengaruhnya sama sekali? Efek negatifnya apa?

“Jawabannya, kita harus melihat kasus per kasus. Karakter mesin mobil dan rekomendasi bahan bakar dari pabrikan, serta kualitas BBM yang bersangkutan,” kata Amril Azhari, modifikator di bengkel modifikasi Angkasa Motor, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (11/1).

Amril menyebut, selama ini pengalaman penunjukkan pencampuran bahan bakar dengan dua oktan yang berbeda untuk mobil yang sedari awal direkomendasikan menggunakan BBM beroktan rendah, tidak akan menambah tenaga. Misalnya, sebelumnya tenaga mobil maksimal 90 daya kuda tidak akan menjadi 92 atau 95 daya kuda.

“Kalau tarikan lebih enteng bisa terjadi, karena proses pembakaran lebih sempurna,” kata dia.

Kendati demikian, proses pencampuran harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati, terutama mobil yang telah menggunakan Electronic Control Unit (ECU). Bila salah, bukan hanya timbul kerak di mesin yang pada akhirnya menjadikan mesin rusak tetapi peranti ECU akan kacau.

Apa yang harus dilakukan? Berikut, Amril membagi tips untuk Anda :

1. Sesuaikan dengan tingkat kompresi mesinSatu hal yang wajib Anda perhatikan sebelum mencampur bahan bakar adalah, melihat tingkat kompresi mesin. Jangan menggunakan bahan bakar dengan tingkat kompresi rendah untuk mobil bermesin yang memiliki kompresi tinggi.

"Bahkan dengan mencampurnya dengan komposisi 50:50 antara BBM oktan tinggi dan oktan rendah, selain menyebabkan mesin mengelitik juga cepat kotor," kata Amril.

Pencampuran bisa dilakukan antara BBM oktan tinggi dan oktan rendah untuk mobil bermesin kompresi rendah. Meski tidak ada pengaruh kenaikan tenaga yang dihasilkan mesin.

Sekadar catatan, mobil dengan rasio kompresi 7:1-9:1 cukup menggunakan BBM beroktan 87 atau 88. Mesin mobil berkompresi 9:1-10:1 disarankan menggunakan BBM beroktan 92. BBM ini antara lain Pertamax ( yang diproduksi Pertamina), Super (produksi Shell), serta Primax (produksi Petronas).

Adapun mobil yang bermesin dengan tingkat kompresi 10:1-11:1 sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi BBM dengan oktan 95. BBM jenis ini adalah, Pertamax Plus (Pertamina), Super Extra (Shell), dan Primax95 (Petronas).

2. Atur ulang peranti ECUElectronic Control Unit (ECU) adalah perangkat sistem elektronik yang terdiri dari beberapa sensor. Selain untuk mendeteksi sistem airbag, Antilock Brake System (ABS), tingkat putaran mesin (rpm), pengapian, teknik pendinginan pada idle switch, ECU juga berfungsi untuk mendeteksi BBM dalam kaitan dengan knocking mesin.

"ECU pada kendaraan juga berguna untuk menghitung beberapa banyaknya campuran semburan BBM dan sistem pengapian di ruang bakar," ujar Amril.

Karenanya, bila BBM dicampur dan oktan BBM mengalami penurunan karena BBM oktan tinggi dicampur BBM oktan rendah, ECU butuh waktu untuk mempelajari angka oktan yang baru. Bila belum di atur ulang mesin mobil akan terasa tidak enak. Tetapi mesin kembali akan seperti sediakala saat ECU mendeteksi angka Oktan.

Reset ECU dipercaya tidak akan menimbulkan dampak. Hanya sekadar mengembalikan kondisi seperti setingan pabrik atau hanya sekadar membaca ulang default table yang sudah terprogram.

Cara melakukan pengaturan ulang ECU dengan langkah sebagai berikut:a. Cabutlah kabel aki negatif kurang lebih selama 30 menit.

Melepas kabel aki itu bertujuan agar ECU kembali ke posisi titik pengapian factory default. Sehingga secara perlahan peranti itu menyesuaikan titik pengapian sesuai dengan input dari knocking sensor.

b. Setelah habiskan sisa-sisa arus listrik dengan cara menginjak dalam-dalam pedal gas dalam waktu sekitar 5- 10 menit.

c. Bila kedua langkah telah dilakukan, pasang kembali kabel aki dan aktifikan mesin, tetapi dalam kondisi idle yaitu cukup memutar kunci kontak ke posisi on. Lakukan cara ini selama 5 - 1 menit.

d. Jika cara ketiga selesai dilakukan, cabut kembali kabel aki dan biarkan selama 3 menit.

e. Setelah itu, pasang kembali kabel aki dan kendarai mobil seperti biasa hingga jarak 50-60 kilometer.

3. Pastikan komposisi tetap 1:3Setelah melakukan seting ulang ECU, Anda bisa melakukan pengisian BBM campur tersebut. Namun, satu hal yang patut dicatat adalah komposisi campuran satu dibanding tiga. Artinya bila kapasitas tangkai 40 liter dan Anda ingin mengisinya penuh, maka komposisinya adalah 10 liter BBM oktan 88 atau premium dan 30 liter BBM oktaan 92.

Secara matematis jumlah oktan BBM campuran itu tetap diatas standar, yaitu 88 + 92 = 180, kemudian dibagi dua sehingga hasilnya 90. Dengan angka oktan 90 itu maka pembakaran cukup sempurna. Namun ini dengan catatan, campuran itu untuk mobil yang direkomendasikan pabrik mengkonsumsi BBM oktan 88.

"Ini akan satu siasat, untuk mengurangi biaya karena sebentar lagi harus mengkonsumsi Pertamax," kata Amril.

4. Pilih SPBU terpercayaSaran ini bukan menuduh bahwa Stasiun Pompa Bahan Bakar Umum (SPBU) telah melakukan kecurangan dengan mencampur BBM dengan zat tertentu, sehingga oktan yang semestinya 88, ternyata tidak sebesar itu. Peringatan ini hanya untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan dari ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Pastikan BBM yang akan dicampur memiliki kualitas yang sesuai spesifikasinya. Sehingga hasilnya benar-benar maksimal," kata Amril.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi