Ketiga sentra produksi itu adalah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Jawa Timur menjadi penyumbang cadangan terbesar dengan jumlah gabah kering giling sebesar 2,12 juta ton atau setara dengan 1,2 juta ton beras. Jawa Barat menyumbang 1,15 ton gabah kering (650 ribu ton beras). Cadangan Jawa Tengah diprediksi 1,09 ton gabah kering (620 ribu ton beras).
Pemenuhan cadangan beras itu, menurut Udhoro, harus dilakukan oleh Bulog dengan penyerapan beras petani 2,8 juta ton pada Juni mendatang. Penyerapan tersebut setara dengan 80 persen dari total target penyerapan Bulog pada 2011 sebesar 3,5 juta ton. "Kami juga menjadikan delapan daerah lain sebagai prioritas pengembangan, seperti Banten, Yogyakarta, dan Sumatera Selatan," ujarnya.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan, cadangan beras yang harus diserap Bulog mencapai 2,5 juta ton sampai Mei. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan iklim ekstrem pada tahun ini. Berkaca pada pengalaman tahun lalu, permintaan dunia terhadap biji-bijian, termasuk beras, meningkat. Namun produksi justru menurun.
Salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim yang ekstrem, sehingga mempengaruhi jumlah produksi pangan dunia. Buntutnya, sejumlah negara mengurangi ekspor. Salah satunya Rusia, yang membatasi ekspor gandum. Negara itu cenderung membatasi ekspor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, yang memicu kenaikan harga pangan dan mendorong kenaikan inflasi.
ROSALINA | EVANA DEWI