Suharto, seorang peternak ayam, mengatakan hari ini sebanyak 15 ekor lebih ayamnya mati. Dia telah melaporkan hal tersebut ke Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Bengkulu. “Melihat ciri-cirinya diindikasikan flu burung, selain mati mendadak, ayam-ayam tersebut juga mengeluarkan lendir dan busa dari mulutnya,” ujar Suharto.
Tidak hanya hewan ternak milik Suharto, ternak milik warga lainnya yaitu Mahmud dan Arfan juga mengalami hal yang sama. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, aparat RT dan warga telah melakukan pemusnahan terhadap ternak yang mati.
Lurah Panorama Zailani mengatakan, kondisi ini sebenarnya telah berlangsung sejak Juni lalu. Mengingat jumlah ternak yang mati masih terbilang belasan ekor, warga hanya mengambil tindakan pemusnahan tanpa melaporkan hal tersebut ke petugas kesehatan hewan. “Karena khawatir ada penyebaran lebih lanjut karena semakin hari jumlah semakin banyak, warga baru tergerak untuk melaporkan hal tersebut,” ujar Zailani.
Selain ditemukan banyaknya hewan ternak yang mati mendadak, juga terdapat seorang anak Nada Novelia, 2 tahun, warga RT 15 yang saat ini sedang diperiksa petugas karena dikhawatirkan tertular flu burung.
Menurut Sahaludin, 40 tahun, ayah Nada, putrinya mengalami demam sejak sepekan yang lalu. Meski telah berobat namun belum sembuh. “Malah semakin hari suhu tubuhnya semakin panas,” kata Sahaludin yang menemani putrinya melakukan pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu.
Koordinator Flu Burung Provinsi Bengkulu Emran Kuswadi mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penelitian lebih lanjut terhadap sampel-sampel hewan ternak yang mati mendadak tersebut. “Dari laporan masyarakat kita langsung menurunkan petugas ke lokasi,” katanya.
Jika terbukti positif flu burung, kata Emran, pihaknya akan melakukan pemusnahan massal di lokasi untuk memutus mata rantai penyebaran flu burung lebih banyak lagi.
“Semua hewan ternak baik yang telah terinfeksi maupun belum akan kita musnahkan,” ujarnya.
Sementara mengenai penularan terhadap manusia, Emran mengatakan jika korban saat ini masih diperiksa. Masyarakat juga diimbau untuk waspada dan tetap menjaga kebersihan terutama jika berhubungan langsung dengan unggas.
PHESI ESTER JULIKAWATI