Penjualan obligasi yang relatif kecil ini membuat euro menguat dan kembali berada diatas US$ 1,31 dari posisi beberapa hari sebelumnya yang sempat berada di US$ 1,28.
Fokus utama para investor saat ini adalah turunnya imbal hasil obligasi kawasan Eropam,” kata Kathleen Brooks, direktur riser di Forex.com.
Pemerintah Spanyol berhasil melepas obligasi senilai 3 miliar euro (US$ 3,9 miliar) sesuai jumlah maksimum yang ditargetkan. Penjualan ini menawarkan imbal hasil 4,52 persen, yang berarti menandai peningkatan biaya dinjaman di kawasan Eropa sejak bulan November lalu yang masih berada di 3,576 persen. Tingginya imbal hasil ini membuat permintaanya mengalami kelebihan pemesanan hingga 2,1 kali, dibandikan dengan periode sebelumnya yang hanya mencapai 1,6 kali.
Pemerintah Italia juga melepas obligasi masing – masih 5 miliar euro untuk tenor 5 tahun dan 15 tahun. Imbal hasil obligasi dengn tenor 5 tahun naik menjadi 3,67 persen dari 3,24 persen pada lelang Novmber lalu, sedangkan untuk imbal hasil obligasi jatuh tempo pada tahun 2026 mencapai 5,06 persen.
Upaya yang sungguh – sungguh dari pejabat Uni Eropa dalam melakukan penyelamatan finansial zona Eropa memberikan sentimen positif bagi pasar Eropa.
Kondisi ini juga ditopang oleh penjualan obligasi pemerintah Portugis pada hari Rabu kemarin yang menggambarkan keseriusannya dalam mencari dana talangan.
Imbal hasil pasar obligasi Spanyol dengan tenor 10 tahun naik 8 basis poin menjadi 5,38 persen, menurut data FactSet Research, sementara itu untuk imbal hasil obligasi Italia tenor 10 tahun jsutru turun 4 basis poin menjadi 4,67 persen.
Dan imbal hasil Jerman dengan tenor 10 tahun langsung meningkat 11 basis poin menjadi 3,03 persen seiring turunnya permintaan untuk safe haven.
Tingginya harapan terhadap langkah kebijakan yang kredibel untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan untuk membantu negara – negara yang menerima dana talangan memberikan sentimen positif di pasar finansial Eropa.
Namun, jika gagal kepercayaan pasar akan lenyap dan membuat euro bisa jatuh lagi. “Jadi nasib mata uang tunggal Uni Eropa saat ini berada di tangan pengambil keputusan di Brussel,” kata Brooks.
MARKETWATCH/ VIVA B. KUSNANDAR