TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden TB Silalahi membantah adanya pemberian gelar Raja dari warga Batak untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. ' Enggak ada gelar raja batak. Itu keliru" kata TB Silalahi dalam percakapannya dengan Tempo melalui telepon, Ahad 16 Januari 2011.
Karenanya, TB Silalahi yang juga penggagas pembaharuan Museum Batak di Balige, mengaku heran atas kontroversi akibat rencana itu. Menurut bekas Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara di era Presiden Soeharto ini, gelar yang akan diberikan kepada SBY adalah " Patuan" atau setara pangeran, dari puak Angkola.
Gelar itu, kata TB Silalahi, diberikan karena Yudhoyono adalah tokoh yang dihormati, yang akan meresmikan Museum Batak tersebut. Praktek ini pun, lazim dilakukan lembaga adat Angkola bagi orang-orang terhormat. "Menteri saja dikasih, apalagi Presiden, itu bukan sesuatu yang sangat luar biasa," ucapnya.
TB Silalahi menambahkan, lima puak lainnya, yakni Pakpakdairi, Karo, Simalungun, Toba, dan Mandailing, juga bakal memberikan penghormatan bagi Yudhoyono. Namun bentuknya bukan gelar, tetapi pakaian kebesaran.
Meski rencana pemberian gelar itu mendapat protes, TB Silalahi tak berencana membatalkannya. "Apa ada (orang Batak) yang dari Angkola yang memprotes? Mereka yang memprotes nggak mengerti, dibilang mengangkat raja," tuturnya.
Pemberian gelar itu sendiri rencananya akan dilakukan Selasa 18 Januari 2011 di Kota Balige, Kabupaten Toba Samosir. Di sana pula, Presiden Yudhoyono direncanakan akan meresmikan Museum Batak di TB Silalahi Center, sekitar 200 kilometer di tenggara Medan.
TB Silalahi menambahkan, museum itu sebelumnya telah ada tetapi kecil dan artefaknya terbatas. Ia dan rekan-rekannya berinisiatif merenovasi dan menambah koleksi sebagai motivasi bagi generasi muda suku Batak. Persiapan dan perencanaannya, katanya, telah berlangsung cukup lama, yakni sejak lima tahun lalu.
Koleksi baru didapat dari beragam museum di luar negeri, terutama Belanda, Jerman, dan Inggris. "Mereka memberikan kalau museum berskala internasional, baik pemeliharaan, pengamanan, maupun dokumentasinya," tutur TB Silalahi.
BUNGA MANGGIASIH