Operasi ini, Baharudin mengemukakan, diharapkan bisa mengurangi jumlah senjata api rakitan yang marak beredar. Namun demikian, menurutnya, polisi sulit menelusuri pembuat senjata api rakitan itu. Ia menjelaskan penelusuran baru bisa dilakukan jika polisi menangkap orang yang membawa barang tersebut. "Itu pun biasanya jaringannya terputus, tidak bisa ditelusuri sampai pabriknya," ujar Baharudin.
Ada dua operasi untuk menertibkan senjata api ini di awal tahun. Operasi Sikat Jaya akan mengejar target pengguna senjata api untuk kejahatan, sedangkan Operasi Sendak Jaya digelar untuk mengendalikan penggunaan senjata api di masyarakat. Durasi gelaran kedua operasi itu, diungkapkan Baharudin, berkisar antara sepuluh hingga empat belas hari.
Senjata api rakitan marak dipakai para pelaku kejahatan, akhir-akhir ini. Sabtu lalu, seorang pengguna jalan menembak Busway di Penjaringan, Jakarta Utara. Laki-laki bernama Nico itu kesal karena mobilnya terhalang bus tersebut. Saat ditangkap di rumahnya, polisi menemukan 16.000 butir ekstasi dan bahan bakunya.
PUTI NOVIYANDA