TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah optimistis kesepakatan ketahanan pangan ASEAN, Rice Emergency Reserve Facility bisa diwujudkan tahun ini. Kesepakatan itu terkait penyediaan beras jika terjadi bencana di salah satu negara ASEAN dan tiga mitra ASEAN.
Ketiga mitra ASEAN itu adalah Cina, Jepang dan Korea Selatan. "Kesepakatan itu diharapkan bisa digolkan pada April tahun ini," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, Achmad Suryana, ketika dihubungi, Rabu (19/1).
Masalah dalam pembahasan hanya soal kepemimpinan tahunan dari Rice Emergency Reserve Facility. Sebetulnya, kesepakatan Rice Emergency Reserve Facility akan dilakukan tahun lalu. Namun, ternyata negara-negara ASEAN dan tiga mitranya masih menemukan kendala pada pembahasan. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu sebelumnya menyatakan pemerintah Indonesia mendorong agar Rice Emergency Reserve Facility disepakati tahun ini.
Menurut Achmad, hingga saat ini, sejumlah substansi Rice Emergency Reserve Facility sudah disepakati. Diantaranya penyediaan beras hingga pendanaan. Terkait pengadaan beras, ASEAN dan negara mitra ASEAN sudah menyatakan komitmennya.
Menurut dia, Cina sudah bersedia menyediakan 300 ribu ton beras. Sementara Jepang siap dengan 250 ribu ton beras jika dibutuhkan untuk bencana. Adapun Korea Selatan dan ASEAN masing-masing berjanji menyediakan 150 ribu ton dan 100 ribu ton. "Indonesia sendiri berkomitmen menyediakan 12 ribu ton," ujarnya.
Adapun untuk pendanaan awal, tiga negara mitra ASEAN masing-masing menyediakan US$ 1 juta. "ASEAN juga menambah dana awal US$ 1 juta," kata dia.
EKA UTAMI APRILIA