Target kenaikan itu sengaja dipatok di angka itu gara-gara kekhawatiran imbas perubahan iklim. Tahun lalu produksi gabah kering giling Jawa Barat menembus 11 juta ton, dengan kenaikan produksinya hampir mencapai 12 persen.
Heryawan mengatakan, target itu sengaja dipatok 4 persen karen iklim saat ini sulit diprediksi. ”Pola tanam menjadi tidak jelas, kalau biasanya teratur, (sekarang) jadi sulit di ukur,” katanya.
Dia berharap iklim sepanjang tahun ini bersahabat bagi petani. ”Cuaca itu berpengaruh pada pola tanam dan produksi, mudah-mudahan (produksi padi) masih positif,” kata Heryawan.
Heryawan mengatakan, untuk menghadapi perubahan iklim yang ekstrim itu, sejumlah langkah hati-hati tengah disiapkan. Di antaranya, lewat pemberian arahan pada petani soal kapan waktu menanam padi, termasuk mengembangkan diversifikasi pangan pokok selain nasi.
Ahmad Fikri