TEMPO Interaktif, Cilegon - Sejak dua pekan terakhir, penyeberangan di Pelabuhan Merak, Banten, menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung, terganggu akibat cuaca buruk yang terus melanda di Selat Sunda dan perairan Banten.
Akibatnya, penumpukan ribuan truk di Pelabuhan Merak masih terus terjadi. Bahkan, antrean truk sempat terjadi hingga KM 97 atau sekitar 9 kilometer dari gerbang Pelabuhan Merak.
Manajer Lalu Lintas dan Keselamatan PT Marga Mandala Sakti, Rahmatullah, mengatakan penumpukan kendaraan sempat masuk jalan tol Jakarta-Merak, tepatnya di KM 97 tol Jakarta-Merak.
"Sekitar pukul 22.00 WIB antrean kendaraan mencapai KM 97 tol Jakarta-Merak," kata Rahmatullah, Jumat (21/1).
Menurut Rahmatullah, pihaknya melakukan sortir kendaraan yang akan menuju pelabuhan Merak di Tol Cilegon Barat. "Untuk meminimalisir penumpukan kami lakukan sortir kendaraan untuk dimasukkan ke jalan bawah," katanya.
Penumpukan kendaraan ini terjadi sejak Kamis (20/1) akibat cuaca buruk berupa angin kencang, hujan dan gelombang tinggi yang melanda perairan Selat Sunda sejak beberapa hari terakhir.
Kapal ro-ro yang dijadwalkan bisa melakukan bongkar muat selama satu jam, ternyata molor hingga dua sampai tiga jam akibat diterjang angin kencang dan ombak yang mencapai 2 hingga 3 meter.
Truk yang akan masuk ke Kawasan Pelabuhan Merak ini rata-rata harus menunggu 7 hingga 10 jam untuk bisa masuk ke Kawasan Pelabuhan Merak. Bahkan petugas harus melakukan sistem buka-tutup untuk mengatur truk yang masuk ke pelabuhan.
Sementara itu, Manajer Operasional PT Indonesia Ferry Cabang Utama Merak Endin Juhanedi mengatakan kapal ro-ro yang siap dioperasikan melayani penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni sebanyak 24 unit dengan jumlah perjalanan sebanyak 67 trip.
"Sekarang kita sedang coba memaksimalkan kapal. Nanti malam akan masuk 1 kapal, jadi total 25 kapal roll on roll off (ro-ro) yang beroperasi," kata Endin kepada Tempo, Jumat (21/1).
Menurut Endin, pihaknya terus berupaya mengoptimalkan pengoperasian kapal untuk meminimalkan penumpukan kendaraan. "Kami terus berupaya untuk mempercepat kendaraan bisa segera diberangkatkan," katanya.
Rohili, 29 tahun, salah satu sopir angkutan barang yang mengangkut mi instan dari Jakarta menuju Palembang mengatakan kondisi penumpukan kendaraan yang sering terjadi di Pelabuhan Merak ini sangat menyita waktu. "Kalau siang ini saya masih di areal pelabuhan, paling baru bisa naik kapal pagi besok," katanya.
WASI'UL ULUM