"Akhirnya saya mampu menunjukkan hal itu," ujar remaja asal Maroko itu saat diwawancarai oleh media di Roma, Italia, kemarin. Di forum itu, air matanya menetes.
Nama Karima menjadi pembicaraan hangat di Italia setelah muncul kabar bahwa dia pernah berkencan dengan Perdana Menteri Italia Berlusconi. Di negeri itu tak ada larangan membeli layanan dari pekerja seks komersial. Masalahnya, saat hubungan itu terjadi Karima masih di bawah umur 18 tahun. Itulah awal petaka.
Sebagai imigran di Italia, remaja yang kini berusia 18 tahun itu harus menjalani persaingan hidup yang keras.
Sejak kecil, kehidupan Mahroug memang tak seindah anak-anak seusianya. Pada usia 9 tahun, ia diperkosa dua kali. Ia mengadu ke ibunya, tapi ia dilarang untuk menceritakan perkosaan itu kepada ayahnya. Sang ibu tidak sanggup membayangkan reaksi suaminya jika tahu anak perempuannya tidak perawan lagi.
Ketika Mahroug berusia 12 tahun, ayahnya menyiram minyak panas ke wajahnya. Itu jawaban atas keputusan Mahroug mengubah keyakinannya dari penganut Islam menjadi penganut Katolik. Luka bekas siraman minyak panas itu membekas di tubuhnya.
Tak tahan dengan kejamnya sang ayah, Mahroug memilih menjadi imigran ke Italia. Ia melanjutkan sekolahnya di Italia. Kehidupan malam Kota Roma telah membakar gairah mudanya. Ia pun menjadi penari kelab malam di Kota Roma.
Penampilannya di kelab malam itu menarik perhatian orang nomor satu di Italia, Perdana Menteri Silvio Berlusconi. Penampilannya memang jauh lebih dewasa daripada usianya. Namun, Berlusconi tak ambil pusing untuk memastikan lebih dulu usia Mahroug.
Saat usia Mahroug 16 tahun, hubungan keduanya semakin erat. Mereka kerap bertemu di rumah mewah Berlusconi. Mahroug menemukan sosok yang bisa dijadikan sandaran hidup. Hubungan pun dikemas apik agar tak tercium masyarakat.
Hubungan khusus ini pun terkuak ke publik seusai pesta seks menyambut Valentine Day pada 2010 di vila mewah Berlusconi. Italia gempar atas perilaku pemimpinnya yang tak bermoral.
Mahroug alias Ruby Rubacuori telah membuktikan dirinya sebagai wonder woman penakluk Berlusconi. Sayangnya, Mahroug tidak seperti wonder woman, yang sejatinya membela kebenaran. Malah ia membawa Italia ke jurang perpecahan.
AP | REUTERS | TIME | MARIA H