Sebab, di bulan ini, belanja akan lebih besar, selain juga cuaca. "Anak sekolah baru masuk, itu juga belanja besar," katanya.
Sehingga, jika inflasi Januari jatuh kurang dari 0,5 persen, maka inflasi year on year ia perkirakan stabil di 6,6 persen. "Tapi kalau inflasi mengulang inflasi Januari 2010 sebesar 0,84 persen, maka BI Rate naik 25 basis poin saja menjadi 6,75 persen,"ucapnya.
Menurut Tony, kenaikan BI Rate ini cukup beralasan. Karena negara lain, Brasil, baru menaikkan suku bunga perbankan.
Alasan lain, Indeks Harga Saham Gabungan yang mulai terkoreksi, nilai mata uang Rupiah di level 9.070. Optimisme kejadian harga minyak di pasar yang berkisar di US$ 100 per barel dan 1.200 dolar per ton.
Kondisi ini mirip dengan tahun 2008 dengan optimisme kejadian harga minyak di US$ 147 per barel dan US$ 1.400 per ton. "Tanda-tandanya waktunya BI meng-adjust suku bunga," katanya.
Sikap BI menahan suku bunga di level 6,5 persen dikhawatirkan akan direspons negatif oleh pasar. Meski, menurut Tony, alasan BI mempertahankan suku bunga acuan salah satunya adalah ingin menghindari kenaikan suku bunga domestik.
Yang dianggap tidak sejalan dengan keinginan bank sentral untuk menurunkan net interest margin (NIM). "Saya bisa mengerti, BI menahan BI Rate di 6,5 persen. Tapi kenaikan BI Rate tidak otomatis menaikkan lending rate. Pasar akan cukup dewasa," katanya.
Apalagi, di sisi lain, kenaikan lending juga risiko atas kenaikan noan performing loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah.
Selanjutnya, Tony meminta kalangan perbankan mencari kreatifitas lain untuk menurunkan NIM. "Labanya jangan hanya digenjot, yang penting sustainable," katanya.
FEBRIANA FIRDAUS