Uji coba tahap pertama akan dilakukan di trayek Kampung Melayu-Senen dan jenis angkutan yang dikenakan stiker adalah M-01, M-01A, dan M-01G. "Stiker akan mengidentifikasi angkutan umum yang sedang menerapkan uji coba BBM bersubsidi," ujar dia di kantornya, Jakarta, Selasa (25/1).
Uji coba akan berlangsung hingga April 2011. Setelah itu stiker akan diganti dengan alat deteksi lain yang disiapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. "Alat itu disebut RFID," kata dia.
Plh Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Lupito, mengatakan RFID atau Radio Frequency Identification merupakan semacam alat untuk mendeteksi pemakaian bahan bakar pada suatu kendaraan. "RFID akan memonitor kebutuhan angkutan umum tersebut selama beroperasi," katanya.
Dia mencontohkan, jika angkutan umum membutuhkan 40 liter untuk melayani trayeknya dalam sehari. Berarti RFID akan mendeteksi itu. Petugas SPBU akan membaca RFID agar dapat mengisi bahan bakar sesuai dengan kebutuhan angkutan tersebut. Dengan RFID kemungkinan angkutan umum melakukan penimbunan bahan bakar akan semakin kecil.
Uji coba tahap pertama akan dilakukan pada trayek Kampung Melayu-Senen untuk 409 unit angkutan kecil. Uji coba pun akan dilakukan secara bertahap untuk trayek-trayek lainnya. Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, jumlah angkutan umum di Jakarta terdiri dari bus kecil 12.984 unit, bus sedang 4.960 unit, dan bus besar 4.507 unit.
Sedangkan taksi di Jakarta berjumlah 24.324 unit, bajaj dan kancil 14.424 unit, dan bus Transjakarta 524 unit dengan 91 diantaranya menggunakan solar.
SUTJI DECILYA