“Padahal kecepatan kendaraan standar di perkotaan adalah antara 18-25 kilometer per jam. Di Tokyo, misalnya, mencapai 22-25 kilometer per jam, Jakarta masih jauh di bawahnya,” kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit, Rabu (26/1).
Danang menanggapi hasil survei terbaru dari Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration yang menyatakan kalau warga semakin meninggalkan moda angkutan umum di Jakarta. Ini ditandai dengan volume mobil dan juga sepeda motor yang meningkat berlipat-lipat selama satu dekade terakhir.
Danang menilai wajar hasil survei itu. Trayek angkutan umum di Jakarta dinilainya memang tidak tertata, hanya berputar-putar dan banyak terputus. Penumpangnya, kata dia lagi, mesti pindah angkutan umum 3-4 kali untuk bisa mencapai tempat tujuan.
Lagi-lagi dia membandingkan dengan Tokyo di Jepang. Kota yang satu ini memang memiliki luas setara Jabodetabek. “Penumpang disana maksimal hanya perlu berpindah angkutan umum sebanyak dua kali untuk mencapai lokasi tujuan,” katanya.
AGUNG SEDAYU