TEMPO Interaktif, Jakarta -Pembangunan Cikarang Dry Port diperkirakan bakal menelan dana hingga Rp 500 miliar lebih. Pelabuhan pertama tanpa laut di Indonesia itu akan beroperasi mulai April mendatang. "Angka pastinya saya belum tahu," ujar S.D Darmono, Presiden Direktur Cikarang Dry Port (CDP) di Restoran Lapangan Golf Jababeka, Kamis siang.
Pembangunan pelabuhan akan dikerjakan dalam beberapa tahap. Tahap pertama, membangun areal pelabuhan seluar 10 hektar, dari 70 hektare yang direncanakan semula. Secara keseluruhan pelabuhan ini seluas 150 hektar, meliputi areal pelabuhan, dan areal logistik seluas 80 hektare.
Proyek ini merupakan investasi swasta, antara Cikarang Dry Port dengan beberapa perusahaan seperti PT Kereta Api Indonesia, PT Kereta Api Logistik, Terminal Koja, dan Shipping Line. Keterlibatan pemerintah hanya dalam pembangunan infrastruktur jalan dan rel kereta api dari kawasan CDP ke Tanjung Priuk.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan, pembebasan lahan belum seluruhnya rampung. "Ada kendala soal pembebasan lahan," katanya. Lahan yang belum dibebaskan berada di Tarum Barat, Bekasi yang merupakan terusan dari Jalan Palimanang.
Pembebasan lahan juga terkendala di sekitar Tanjung Priuk, pada lorong 21-26. Menurut Hermanto, pada 2006 lalu terbangun kesepakatan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah setempat dalam melakukan pembebasalan lahan.
Keberadaan pelabuhan umum ini dimaksudkan untuk mempercepat arus ekspor dan impor. "Ini akan meningkatkan kecepatan proses ekspor dan impor," kata Hermanto. Keberadaan CDP juga untuk mendukung Pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta. Pelabuhan internasional ini sudah semakin sesak.
RUSMAN PARAQBUEQ